CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Ahad, 23 Ogos 2009

PUASA DAN KEIKHLASAN




Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw telah menjelaskan keutamaan yang tak terhingga bagi puasa pada setiap hari dalam bulan Ramadhan, dan beliau juga telah menentukan doa-doa khusus untuk setiap harinya yang memiliki keutamaan dan pahala yang sangat banyak. Melalui kesempatan ini, insya Allah semoga Tuhan memberikan taufik dan kesehatan kepada kita untuk membahasnya secara tuntas hingga hari terakhir doa-doa harian bulan Ramadhan ini. Semoga.

Di hari pertama bulan suci ini mari kita sama-sama berdoa:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِيْ فِيْهِ صِيَامَ الصَّائِمِيْنَ وَ قِيَامِيْ فِيْهِ قِيَامَ الْقَائِمِيْنَ وَ نَبِّهْنِيْ فِيْهِ عَنْ نَوْمَةِ الْغَافِلِيْنَ وَ هَبْ لِيْ جُرْمِيْ فِيْهِ يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَ اعْفُ عَنِّيْ يَا عَافِيًا عَنِ الْمُجْرِمِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah puasaku di bulan ini seperti orang-orang sejati berpuasa, dan qiyamku seperti qiyamnya orang-orang yang bangkit, bangunkanlah aku di bulan ini dari kelelapan tidur orang-orang yang lupa. Ampunilah segala kesalahanku, wahai Tuhan semesta alam, dan ampunilah aku, wahai pengampun orang-orang yang bersalah.

Di bulan penuh berkat ini kita harus semaksimal mungkin mengenal dan mendapatkan emanasi Ilahiah di dalamnya. Di hari-hari bulan Ramadhan terdapat doa-doa yang dapat membantu kita untuk mengenal keutamaan dan esensi bulan Ramadhan. Ramadhan merupakan nama dari nama-nama Tuhan. Dan kita tidak diperkenankan untuk menyebut misalnya Ramadhan telah tiba; Namun kita diperintahkan untuk menyebutnya dengan menyertakan bulan atas Ramadhan menjadi bulan Ramadhan.





Secara leksikal, di antara salah satu makna ramadhan adalah gugurnya dedaunan pada musim gugur. Sebab dinamakannya bulan ini sebagai bulan Ramadhan lantaran di bulan kudus ini dosa-dosa para hamba, muslimin dan mukminin laksana gugurnya dedaunan di musim gugur. Atas alasan ini nama bulan ini adalah ramadhan.(Biharul Anwar, jil. 58, hal. 341).

Dari redaksi doa hari pertama bulan Ramadhan empat hal yang ingin kita bahas di sini yaitu redaksi; 1. Shiyam. 2. Qiyam. 3. Ghaflat.

Shiyam merupakan kewajiban orang-orang beriman sebagaimana yang termaktub dalam ayat suci, “Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaiman diwajibkan atas umat terdahulu.” Orang-orang beriman yang menjadi khitab ayat suci ini menunjukkan kewajiban berpuasa sebagaimana umat terdahulu diwajibkan atasnya. Musa KalimuLlah selama empat puluh hari pergi ke Miqat dan pada hari-hari Miqat menunaikan puasa. Dalam Injil juga disebutkan bahwa Nabi Isa juga melakukan puasa. Nabi Daud As melakukan puasa seumur hidupnya. (Safinatul Bihar, jil. 2, hal. 66)

Dari ayat yang dimaksud seruan “Wahai orang-orang yang beriman” merupakan redaksi yang paling mulia untuk digunakan menyeru. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa seruan “Wahai orang-orang yang beriman” ini melenyapkan segala kesulitan dan kesusahan sebagai hasil dari pengerjaan ibadah. Dalam ranah retorika, ucapan ini merupakan ucapan yang indah dan subtil. Tuhan menyeru kepada orang-orang beriman, di sini redaksi yang digunakan bukan lagi redaksi “wahai umat manusia.”

Berbicara tentang puasa kita dapat membagi jenis puasa menjadi tiga bagian:

1. Puasa orang awam; Orang-orang yang berpuasa sekedar menahan lapar dan dahaga. Dan jenis puasa seperti ini tidak memberikan manfaat yang besar kecuali terbebas dari azab.

2. Puasa orang khusus; Orang-orang yang berpuasa yang menjaga pandangan, lisan, tangan, kaki dan indra lainnya dari berbuat dosa dan bermaksiat. Dan orang-orang yang berpuasa sedemikian telah dijanjikan ganjaran yang tak-terbatas.

3. Puasa orang yang paling khusus; Orang-orang yang berpuasa yang menjaga dirinya dari kesibukan memikiran dunia dan akhlak tercela. Orang yang berpuasa jenis ini adalah orang-orang yang telah melampaui ikatan ruang dan waktu, menembus batas cakrawala. Orang yang dalam hati, pikiran dan perbuatannya tiada lain diperuntukkan untuk Sang Kinasih. Berpuasa bagi orang ini berbeda dengan berpuasa pertama dan kedua, tetapi berpuasa dengan menghindarkan diri dari segala sesuatu selain Allah Swt. Sebagaimana Tuhan berfirman: “Katakanlah Tuhan dan singkirkan yang lainnya” (Qs. Al-An’am [6]:91) Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam ‘Ali bin Abi Thalib As berdoa: “Ya Allah! Sesungguhnya aku menyembahMu dan menundukkan kepalaku dalam penghambaan, bukanlah karena gairah hati akan surga atapun takut api neraka, melainkan aku menyembah-Mu karena Engkau memang pantas disembah.” Menurut riwayat-riwayat yang mutawatir bahwa barang siapa yang berpuasa semata-mata untuk Tuhan, dan di bulan kudus ini mensucikan dirinya dari segala akhlak tercela, maka ganjaran yang akan diterimanya adalah menjadi haknya untuk mendapatkan pengampunan Ilahi dan terbebas dari azab jahannam.

Hisyam bin Hakam yang merupakan salah seorang sahabat dan murid utama Imam Shadiq As menukil bahwa: Sesungguhnya Allah Swt mewajibkan puasa sehingga dengannya antara kaum kaya dan miskin dapat tercipta kesetaraan. Orang kaya dengan berpuasa dapat merasakan penderitaan lapar sehingga dengan demikian ia dapat mengasihi dan berbagi rasa dengan orang miskin. Bagi orang kaya barangkali mudah untuk mendapatkan makanan dan minuman kapan saja mereka mau dan dimana saja mereka ingin dengan segala jenis dan ragamnya. Karenanya Allah Swt mewajibkan puasa supaya di antara para hambanya kaya dan miskin dapat merasakan kesamaan dan kesataraan dan juga pesan kepada para pemilik modal dapat mencicipi penderitaan lapar sehingga merasa iba kepada orang-orang lapar dan miskin. Barangkali hal ini merupakan salah satu di antara pesan sosial puasa.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِيْ فِيْهِ صِيَامَ الصَّائِمِيْنَ

Ya Allah jadikan puasaku puasanya orang-orang sejati yang berpuasa. Kita meminta kepada Allah untuk menjadikan puasa kita puasanya orang yang paling khusus. Orang yang hanya menghendaki tidak selain Tuhan.



وَ قِيَامِيْ فِيْهِ قِيَامَ الْقَائِمِيْنَ

Dan qiyamku sebagaimana qiyamnya orang-orang qiyam. Imam Sajjad As dalam salah satu penggalan doanya menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan menegakkan shalat malam. Shalat malam merupakan kemuliaan orang mukmin. Kehormatan dan perhiasaan bagi mereka di dunia dan akhirat. Di antara keutamaan shalat malam dapat kita dengar dari lisan Imam Shadiq As, shalat malam memperindah wajah orang yang menunaikannya, memperelok akhlaknya, menjadikan semerbak baunya, memperbanyak rizki dan membuat hutangnya terlunaskan, menghilangkan duka dan membuatnya bercahaya.”

Allamah Thaba-thabai Ra berkisah: “Tatkala aku mendapatkan kemuliaan tiba di Najaf Asyraf untuk menuntut ilmu, terkadang aku menyempatkan diri untuk bertemu dengan salah seorang kerabatku, Qadhi Thaba-thabai untuk mendengarkan beberapa wejangan darinya. Hingga suatu hari aku berdiri di hadapan sebuah madrasah yang dilalui oleh Qadhi Thaba-thabai. Tatkala ia tiba di hadapanku ia meletakkan tangannya membelai rambutku dan berkata: “Duhai anakku! Engkau menghendaki dunia tunaikanlah shalat malam. Engkau menghendaki akhirat tunaikanlah shalat malam. Tuturan arif besar ini sungguh sangat berpengaruh dalam dirku sehingga semenjak saat itu hingga aku kembali ke Iran, selama lima tahun, aku bersimpuh siang dan malam di hadapan Qadhi Thaba-thabai menuntut ilmu dan mendapatkan curahan emanasi darinya. Di akhir kisahnya, Allamah menuturkan: “Segala yang aku miliki adalah bersumber dari Qadhi.” Berkat amalan yang diberikan kepadaku.

Dapat menegakkan shalat malam di bulan Ramadhan sungguh merupakan sebuah kemuliaan ganda. Dalam keheningan dan kebeningan malam kita berdiri, bersimpuh dan tunduk dalam ritmis shalat malam dan berbisik lirih kepada-Nya, Ilahi telah datang kepada kami bulan mulia, bulan yang penuh berkat dan rahmat. Tolonglah kami di bulan ini untuk dapat menjalankan perintahMu dengan sebaik-baiknya. Bantulah kami untuk memenuhi bulan ini dengan pengabdian kepadaMu, hiasi waktu-waktunya dengan ketaatan kepada-Mu, tolonglah kami pada waktu siangnya dengan berpuasa puasanya orang yang paling khusus dan malamnya dengan shalat, khusyuk bersimpuh dan merendah kepadaMu sehingga siangnya tidak menyaksikan kami dalam kelalaian, malamnya tidak melihat kami dalam kealpaan.” Semoga kita mendapatkan taufik kemuliaan menegakkan shalat malam di malam-malam bulan Ramadhan ini. Dan menjadi pemantik untuk bangkit berdiri menegakkan shalat malam di malam-malam lainnya.

وَ نَبِّهْنِيْ فِيْهِ عَنْ نَوْمَةِ الْغَافِلِيْنَ

Bangunkanlah aku di bulan ini dari kelelapan tidur orang-orang yang lalai. Syarat pertama dan utama dalam sair suluk ilaLlah adalah bangun dan terjaga dari kelalaian dan kelelapan. Disebutkan dalam kitab Manazil as-Sairin bahwa langkah pertama seseorang untuk memulai meniti jalan suluk kepada Allah adalah Yaqzha (terbangun). Bangunnya hati terhadap ketidakmampuan dalam menghitung nikmat nir-batas Ilahi. Keterjagaannya adalah usaha untuk mengenal nikmat yang diberikan Sang Pencipta kepadanya. Kita memohon kepada Allah supaya terbangun dan terjaga dari lelap cinta kepada selain-Nya. Apabila manusia tidak terjaga dan lelap dalam tidur, tiada gerakan yang dapat diharapkan darinya. Lalai merupakan salah satu penghambat utama melesakkan seseorang untuk mendekat kepada Tuhan. Burung ketika ia terjaga tidak akan terkena panah. Anak panah akan menghujam ke badan seekor burung atau hewan buruan tatkala ia dalam keadaan alpa dan lalai. Dalam munajat Sya’baniyah, disebutkan bahwa lalai (ghaflat) merupakan kotoran yang menkontaminasi jiwa. Para Imam Maksum dalam munajat yang disebutkan berseru lirih kepada Tuhan: “Tuhan kami! Kami bersyukur kepadamu karena Engkau telah mensucikan jiwa kami dari kotoran lalai.”

Di penghujung doa hari pertama ini, kita memohon kepada Tuhan:

هَبْ لِيْ جُرْمِيْ فِيْهِ يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَ اعْفُ عَنِّيْ يَا عَافِيًا عَنِ الْمُجْرِمِيْنَ

Ampunilah segala kesalahanku, wahai Tuhan semesta alam, dan ampunilah aku, wahai pengampun orang-orang yang bersalah.

Memohon ampunan kepada Tuhan semesta alam alias bertobat merupakan langkah kedua menuju ke haribaan Tuhan. Taubat hanya dapat beroperasi tatkala seseorang mengenal dosa dan kesalahannya. Karena operasi taubat terlaksana bukan tanpa syarat di antaranya penyesalan dan meminta maaf. Memang diperlukan keberanian untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kesalahan tersebut. Tuhan Sang Maha Pengampun cinta kepada hamba-Nya yang mengakui kesalahannya. Pengakuan ini sekali-kali tiada memberikan manfaat bagi Tuhan. Seorang hamba apakah ia mengakui atau mangkir dari kesalahannya tiada akan menambah atau mengurangi kekuasaan Tuhan di alam mulk dan jabarut. Sejatinya manusia dengan pengakuan terhadap kekerdilan, kehinaan dan kesalahannya ia merasakan nikmatnya pengampunan Ilahi; lantaran semakin manusia menyadari kesalahannya dan merasakan kerendahannya maka pengampunan Ilahi semakin melezatkan baginya dan rahmat Tuhan semakin besar ia cerap.

Sebagai penutup saya mengajak Anda untuk bermunajat dengan membacakan beberapa penggalan doa Menyampaikan Pengakuan dan Memohonkan Ampunan Allah Swt dari Imam Sajjad As:

Wahai yang mahasuci (apa pun yang terjadi)

Aku tak’kan berputus asa kepadamu

Bukankah Engkau telah membukakan bagiku pintu ampunan-Mu

Bahkan ingin kusampaikan ucapan hamba yang hina

Yang meremehkan Tuhannya, Yang dosa-dosanya makin membesar

Bersama hari-hari hidupnya, Sehingga sampailah saat

Ketika kesempatan berbuat telah terlambat

Dan maut telah menjemput

Yakinlah ia tiada tempat lari dan berlindung

Kecuali pada naungan-Mu



Datanglah ia menghadap-Mu

Dengan ketulusan taubatnya

Bersimpuh di hadapan-Mu

Dengan hati yang bersih suci

Menyeru-Mu



Dengan suara parau dan gemetar

Ia merunduk di muka-Mu, sampai melengkung punggungnya

Menunduk di depan-Mu, sampai rebah kepalanya

Kakinya berguncang karena takutnya pada-Mu

Air matanya deras membasahi pipinya

Seraya memanggil-manggil-Mu: Ya Arhamar Rahimin



Wahai Yang Paling Kasih

Dari segala yang mengasihi

Wahai Yang Paling Sayang

Dari segala yang Menyayangi

Wahai yang paling Santun

Kepada para pemohon ampunan

Wahai yang maaf-Nya

Lebih sering dari siksa-Nya

Wahai yang Ridho-Nya

Lebih besar dari murka-Nya



Wahai Yang Selalu Menganugerahkan ampunan pada makhluk-Nya

Wahai Yang memperbaiki pedosa dengan ampunan

Wahai Yang Ridho dengan amal hamba yang kurang

Wahai Yang membesarkan amal yang kecil

Wahai yang Menjaminkan ijabah doa

Wahai yang menjanjikan sebagus-bagusnya imbalan



Bukanlah aku pedosa besar yang Engkau maafkan

Bukanlah aku pengaku hina yang Engkau terima

Bukanlah aku pentaubat zalim yang Engkau ampunkan

Di tempat ini aku bertaubat pada-Mu

Taubat orang yang menyesali kelalaiannya

Yang takut karena tumpukan dosanya

Yang malu karena kelakuannya



Yang tahu bahwa memaafkan dosa besar tidaklah menyulitkanmu

Mengampuni kesalahan yang banyak tidaklah menyusahkan-Mu

Membebaskan kejahatan yang keji tidak memberatkan-Mu

Yang tahu bahwa hamba yang paling Engkau cintai

Adalah hamba yang tidak takabur pada-Mu

Yang tidak mengulangi maksiat pada-Mu

Yang membiasakan istighfar



Aku berlepas diri pada-Mu dari takabur

Aku berlindung pada-Mu dari mengulangi maksiat

Aku istighfar kepada-Mu dari kekuranganku

Aku memohon bantuan-Mu dari kelemahanku

Sampaikan sejahtera bagi Muhamamad dan keluarganya… (Shahifah Sajjadiyah, Imam Zainal Abidin, Alih-Bahasa Jalaluddin Rahkmat, hal. 32-33)



Amin Yaaa Rabbal Alamin



Selamat atas terbenamnya senja Sya’ban dan terbitnya bulan Ramadhan 1429 H. Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga hari-hari yang kita lalui di dalamnya penuh dengan ketaatan dan kecintaan kepada-Nya. Ilahi Amin..

PUASA DAN KEIKHLASAN

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw telah menjelaskan keutamaan yang tak terhingga bagi puasa pada setiap hari dalam bulan Ramadhan, dan beliau juga telah menentukan doa-doa khusus untuk setiap harinya yang memiliki keutamaan dan pahala yang sangat banyak. Melalui kesempatan ini, insya Allah semoga Tuhan memberikan taufik dan kesehatan kepada kita untuk membahasnya secara tuntas hingga hari terakhir doa-doa harian bulan Ramadhan ini. Semoga.

Di hari pertama bulan suci ini mari kita sama-sama berdoa:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِيْ فِيْهِ صِيَامَ الصَّائِمِيْنَ وَ قِيَامِيْ فِيْهِ قِيَامَ الْقَائِمِيْنَ وَ نَبِّهْنِيْ فِيْهِ عَنْ نَوْمَةِ الْغَافِلِيْنَ وَ هَبْ لِيْ جُرْمِيْ فِيْهِ يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَ اعْفُ عَنِّيْ يَا عَافِيًا عَنِ الْمُجْرِمِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah puasaku di bulan ini seperti orang-orang sejati berpuasa, dan qiyamku seperti qiyamnya orang-orang yang bangkit, bangunkanlah aku di bulan ini dari kelelapan tidur orang-orang yang lupa. Ampunilah segala kesalahanku, wahai Tuhan semesta alam, dan ampunilah aku, wahai pengampun orang-orang yang bersalah.

Di bulan penuh berkat ini kita harus semaksimal mungkin mengenal dan mendapatkan emanasi Ilahiah di dalamnya. Di hari-hari bulan Ramadhan terdapat doa-doa yang dapat membantu kita untuk mengenal keutamaan dan esensi bulan Ramadhan. Ramadhan merupakan nama dari nama-nama Tuhan. Dan kita tidak diperkenankan untuk menyebut misalnya Ramadhan telah tiba; Namun kita diperintahkan untuk menyebutnya dengan menyertakan bulan atas Ramadhan menjadi bulan Ramadhan.





Secara leksikal, di antara salah satu makna ramadhan adalah gugurnya dedaunan pada musim gugur. Sebab dinamakannya bulan ini sebagai bulan Ramadhan lantaran di bulan kudus ini dosa-dosa para hamba, muslimin dan mukminin laksana gugurnya dedaunan di musim gugur. Atas alasan ini nama bulan ini adalah ramadhan.(Biharul Anwar, jil. 58, hal. 341).

Dari redaksi doa hari pertama bulan Ramadhan empat hal yang ingin kita bahas di sini yaitu redaksi; 1. Shiyam. 2. Qiyam. 3. Ghaflat.

Shiyam merupakan kewajiban orang-orang beriman sebagaimana yang termaktub dalam ayat suci, “Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaiman diwajibkan atas umat terdahulu.” Orang-orang beriman yang menjadi khitab ayat suci ini menunjukkan kewajiban berpuasa sebagaimana umat terdahulu diwajibkan atasnya. Musa KalimuLlah selama empat puluh hari pergi ke Miqat dan pada hari-hari Miqat menunaikan puasa. Dalam Injil juga disebutkan bahwa Nabi Isa juga melakukan puasa. Nabi Daud As melakukan puasa seumur hidupnya. (Safinatul Bihar, jil. 2, hal. 66)

Dari ayat yang dimaksud seruan “Wahai orang-orang yang beriman” merupakan redaksi yang paling mulia untuk digunakan menyeru. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa seruan “Wahai orang-orang yang beriman” ini melenyapkan segala kesulitan dan kesusahan sebagai hasil dari pengerjaan ibadah. Dalam ranah retorika, ucapan ini merupakan ucapan yang indah dan subtil. Tuhan menyeru kepada orang-orang beriman, di sini redaksi yang digunakan bukan lagi redaksi “wahai umat manusia.”

Berbicara tentang puasa kita dapat membagi jenis puasa menjadi tiga bagian:

1. Puasa orang awam; Orang-orang yang berpuasa sekedar menahan lapar dan dahaga. Dan jenis puasa seperti ini tidak memberikan manfaat yang besar kecuali terbebas dari azab.

2. Puasa orang khusus; Orang-orang yang berpuasa yang menjaga pandangan, lisan, tangan, kaki dan indra lainnya dari berbuat dosa dan bermaksiat. Dan orang-orang yang berpuasa sedemikian telah dijanjikan ganjaran yang tak-terbatas.

3. Puasa orang yang paling khusus; Orang-orang yang berpuasa yang menjaga dirinya dari kesibukan memikiran dunia dan akhlak tercela. Orang yang berpuasa jenis ini adalah orang-orang yang telah melampaui ikatan ruang dan waktu, menembus batas cakrawala. Orang yang dalam hati, pikiran dan perbuatannya tiada lain diperuntukkan untuk Sang Kinasih. Berpuasa bagi orang ini berbeda dengan berpuasa pertama dan kedua, tetapi berpuasa dengan menghindarkan diri dari segala sesuatu selain Allah Swt. Sebagaimana Tuhan berfirman: “Katakanlah Tuhan dan singkirkan yang lainnya” (Qs. Al-An’am [6]:91) Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam ‘Ali bin Abi Thalib As berdoa: “Ya Allah! Sesungguhnya aku menyembahMu dan menundukkan kepalaku dalam penghambaan, bukanlah karena gairah hati akan surga atapun takut api neraka, melainkan aku menyembah-Mu karena Engkau memang pantas disembah.” Menurut riwayat-riwayat yang mutawatir bahwa barang siapa yang berpuasa semata-mata untuk Tuhan, dan di bulan kudus ini mensucikan dirinya dari segala akhlak tercela, maka ganjaran yang akan diterimanya adalah menjadi haknya untuk mendapatkan pengampunan Ilahi dan terbebas dari azab jahannam.

Hisyam bin Hakam yang merupakan salah seorang sahabat dan murid utama Imam Shadiq As menukil bahwa: Sesungguhnya Allah Swt mewajibkan puasa sehingga dengannya antara kaum kaya dan miskin dapat tercipta kesetaraan. Orang kaya dengan berpuasa dapat merasakan penderitaan lapar sehingga dengan demikian ia dapat mengasihi dan berbagi rasa dengan orang miskin. Bagi orang kaya barangkali mudah untuk mendapatkan makanan dan minuman kapan saja mereka mau dan dimana saja mereka ingin dengan segala jenis dan ragamnya. Karenanya Allah Swt mewajibkan puasa supaya di antara para hambanya kaya dan miskin dapat merasakan kesamaan dan kesataraan dan juga pesan kepada para pemilik modal dapat mencicipi penderitaan lapar sehingga merasa iba kepada orang-orang lapar dan miskin. Barangkali hal ini merupakan salah satu di antara pesan sosial puasa.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِيْ فِيْهِ صِيَامَ الصَّائِمِيْنَ

Ya Allah jadikan puasaku puasanya orang-orang sejati yang berpuasa. Kita meminta kepada Allah untuk menjadikan puasa kita puasanya orang yang paling khusus. Orang yang hanya menghendaki tidak selain Tuhan.



وَ قِيَامِيْ فِيْهِ قِيَامَ الْقَائِمِيْنَ

Dan qiyamku sebagaimana qiyamnya orang-orang qiyam. Imam Sajjad As dalam salah satu penggalan doanya menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan menegakkan shalat malam. Shalat malam merupakan kemuliaan orang mukmin. Kehormatan dan perhiasaan bagi mereka di dunia dan akhirat. Di antara keutamaan shalat malam dapat kita dengar dari lisan Imam Shadiq As, shalat malam memperindah wajah orang yang menunaikannya, memperelok akhlaknya, menjadikan semerbak baunya, memperbanyak rizki dan membuat hutangnya terlunaskan, menghilangkan duka dan membuatnya bercahaya.”

Allamah Thaba-thabai Ra berkisah: “Tatkala aku mendapatkan kemuliaan tiba di Najaf Asyraf untuk menuntut ilmu, terkadang aku menyempatkan diri untuk bertemu dengan salah seorang kerabatku, Qadhi Thaba-thabai untuk mendengarkan beberapa wejangan darinya. Hingga suatu hari aku berdiri di hadapan sebuah madrasah yang dilalui oleh Qadhi Thaba-thabai. Tatkala ia tiba di hadapanku ia meletakkan tangannya membelai rambutku dan berkata: “Duhai anakku! Engkau menghendaki dunia tunaikanlah shalat malam. Engkau menghendaki akhirat tunaikanlah shalat malam. Tuturan arif besar ini sungguh sangat berpengaruh dalam dirku sehingga semenjak saat itu hingga aku kembali ke Iran, selama lima tahun, aku bersimpuh siang dan malam di hadapan Qadhi Thaba-thabai menuntut ilmu dan mendapatkan curahan emanasi darinya. Di akhir kisahnya, Allamah menuturkan: “Segala yang aku miliki adalah bersumber dari Qadhi.” Berkat amalan yang diberikan kepadaku.

Dapat menegakkan shalat malam di bulan Ramadhan sungguh merupakan sebuah kemuliaan ganda. Dalam keheningan dan kebeningan malam kita berdiri, bersimpuh dan tunduk dalam ritmis shalat malam dan berbisik lirih kepada-Nya, Ilahi telah datang kepada kami bulan mulia, bulan yang penuh berkat dan rahmat. Tolonglah kami di bulan ini untuk dapat menjalankan perintahMu dengan sebaik-baiknya. Bantulah kami untuk memenuhi bulan ini dengan pengabdian kepadaMu, hiasi waktu-waktunya dengan ketaatan kepada-Mu, tolonglah kami pada waktu siangnya dengan berpuasa puasanya orang yang paling khusus dan malamnya dengan shalat, khusyuk bersimpuh dan merendah kepadaMu sehingga siangnya tidak menyaksikan kami dalam kelalaian, malamnya tidak melihat kami dalam kealpaan.” Semoga kita mendapatkan taufik kemuliaan menegakkan shalat malam di malam-malam bulan Ramadhan ini. Dan menjadi pemantik untuk bangkit berdiri menegakkan shalat malam di malam-malam lainnya.

وَ نَبِّهْنِيْ فِيْهِ عَنْ نَوْمَةِ الْغَافِلِيْنَ

Bangunkanlah aku di bulan ini dari kelelapan tidur orang-orang yang lalai. Syarat pertama dan utama dalam sair suluk ilaLlah adalah bangun dan terjaga dari kelalaian dan kelelapan. Disebutkan dalam kitab Manazil as-Sairin bahwa langkah pertama seseorang untuk memulai meniti jalan suluk kepada Allah adalah Yaqzha (terbangun). Bangunnya hati terhadap ketidakmampuan dalam menghitung nikmat nir-batas Ilahi. Keterjagaannya adalah usaha untuk mengenal nikmat yang diberikan Sang Pencipta kepadanya. Kita memohon kepada Allah supaya terbangun dan terjaga dari lelap cinta kepada selain-Nya. Apabila manusia tidak terjaga dan lelap dalam tidur, tiada gerakan yang dapat diharapkan darinya. Lalai merupakan salah satu penghambat utama melesakkan seseorang untuk mendekat kepada Tuhan. Burung ketika ia terjaga tidak akan terkena panah. Anak panah akan menghujam ke badan seekor burung atau hewan buruan tatkala ia dalam keadaan alpa dan lalai. Dalam munajat Sya’baniyah, disebutkan bahwa lalai (ghaflat) merupakan kotoran yang menkontaminasi jiwa. Para Imam Maksum dalam munajat yang disebutkan berseru lirih kepada Tuhan: “Tuhan kami! Kami bersyukur kepadamu karena Engkau telah mensucikan jiwa kami dari kotoran lalai.”

Di penghujung doa hari pertama ini, kita memohon kepada Tuhan:

هَبْ لِيْ جُرْمِيْ فِيْهِ يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَ اعْفُ عَنِّيْ يَا عَافِيًا عَنِ الْمُجْرِمِيْنَ

Ampunilah segala kesalahanku, wahai Tuhan semesta alam, dan ampunilah aku, wahai pengampun orang-orang yang bersalah.

Memohon ampunan kepada Tuhan semesta alam alias bertobat merupakan langkah kedua menuju ke haribaan Tuhan. Taubat hanya dapat beroperasi tatkala seseorang mengenal dosa dan kesalahannya. Karena operasi taubat terlaksana bukan tanpa syarat di antaranya penyesalan dan meminta maaf. Memang diperlukan keberanian untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kesalahan tersebut. Tuhan Sang Maha Pengampun cinta kepada hamba-Nya yang mengakui kesalahannya. Pengakuan ini sekali-kali tiada memberikan manfaat bagi Tuhan. Seorang hamba apakah ia mengakui atau mangkir dari kesalahannya tiada akan menambah atau mengurangi kekuasaan Tuhan di alam mulk dan jabarut. Sejatinya manusia dengan pengakuan terhadap kekerdilan, kehinaan dan kesalahannya ia merasakan nikmatnya pengampunan Ilahi; lantaran semakin manusia menyadari kesalahannya dan merasakan kerendahannya maka pengampunan Ilahi semakin melezatkan baginya dan rahmat Tuhan semakin besar ia cerap.

Sebagai penutup saya mengajak Anda untuk bermunajat dengan membacakan beberapa penggalan doa Menyampaikan Pengakuan dan Memohonkan Ampunan Allah Swt dari Imam Sajjad As:

Wahai yang mahasuci (apa pun yang terjadi)

Aku tak’kan berputus asa kepadamu

Bukankah Engkau telah membukakan bagiku pintu ampunan-Mu

Bahkan ingin kusampaikan ucapan hamba yang hina

Yang meremehkan Tuhannya, Yang dosa-dosanya makin membesar

Bersama hari-hari hidupnya, Sehingga sampailah saat

Ketika kesempatan berbuat telah terlambat

Dan maut telah menjemput

Yakinlah ia tiada tempat lari dan berlindung

Kecuali pada naungan-Mu



Datanglah ia menghadap-Mu

Dengan ketulusan taubatnya

Bersimpuh di hadapan-Mu

Dengan hati yang bersih suci

Menyeru-Mu



Dengan suara parau dan gemetar

Ia merunduk di muka-Mu, sampai melengkung punggungnya

Menunduk di depan-Mu, sampai rebah kepalanya

Kakinya berguncang karena takutnya pada-Mu

Air matanya deras membasahi pipinya

Seraya memanggil-manggil-Mu: Ya Arhamar Rahimin



Wahai Yang Paling Kasih

Dari segala yang mengasihi

Wahai Yang Paling Sayang

Dari segala yang Menyayangi

Wahai yang paling Santun

Kepada para pemohon ampunan

Wahai yang maaf-Nya

Lebih sering dari siksa-Nya

Wahai yang Ridho-Nya

Lebih besar dari murka-Nya



Wahai Yang Selalu Menganugerahkan ampunan pada makhluk-Nya

Wahai Yang memperbaiki pedosa dengan ampunan

Wahai Yang Ridho dengan amal hamba yang kurang

Wahai Yang membesarkan amal yang kecil

Wahai yang Menjaminkan ijabah doa

Wahai yang menjanjikan sebagus-bagusnya imbalan



Bukanlah aku pedosa besar yang Engkau maafkan

Bukanlah aku pengaku hina yang Engkau terima

Bukanlah aku pentaubat zalim yang Engkau ampunkan

Di tempat ini aku bertaubat pada-Mu

Taubat orang yang menyesali kelalaiannya

Yang takut karena tumpukan dosanya

Yang malu karena kelakuannya



Yang tahu bahwa memaafkan dosa besar tidaklah menyulitkanmu

Mengampuni kesalahan yang banyak tidaklah menyusahkan-Mu

Membebaskan kejahatan yang keji tidak memberatkan-Mu

Yang tahu bahwa hamba yang paling Engkau cintai

Adalah hamba yang tidak takabur pada-Mu

Yang tidak mengulangi maksiat pada-Mu

Yang membiasakan istighfar



Aku berlepas diri pada-Mu dari takabur

Aku berlindung pada-Mu dari mengulangi maksiat

Aku istighfar kepada-Mu dari kekuranganku

Aku memohon bantuan-Mu dari kelemahanku

Sampaikan sejahtera bagi Muhamamad dan keluarganya… (Shahifah Sajjadiyah, Imam Zainal Abidin, Alih-Bahasa Jalaluddin Rahkmat, hal. 32-33)



Amin Yaaa Rabbal Alamin



Selamat atas terbenamnya senja Sya’ban dan terbitnya bulan Ramadhan 1429 H. Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga hari-hari yang kita lalui di dalamnya penuh dengan ketaatan dan kecintaan kepada-Nya. Ilahi Amin..

Rabu, 12 Ogos 2009

KEMBALI SUDAH BELIAU MENEMUI YANG MAHA ESA



( Gambar Pengerusi PEKIDA Zon Pantai )



Seorang Ahli Pekida Rompin telah kembali ke rahmatullah. Pak Lang Isa nama panggilan semua telah kembali ke rahmatullah. Dari cerita pada pagi hari semalam beliau ke Agro Bank Kuala Rompin untuk menguruskan wang padinya, dia berjalan di Bandar Rompin berjumpa kawan-kawan dan bergurau mesra seperti selalu. Beliau ke Rompin bersama-sama kawan dengan menaiki kereta, setelah jam 12.00 tgh., mereka bertolak balik ke Tg. Gemok. Untuk ke rumahnya beliau menaiki motor yang telah ditinggalkan di Pekan Tg. Gemok. Dalam perjalanan ke Setesen Minyak beliau telah dilanggar oleh sebuah lori. Kejadian pelanggaran tersebut Pak Lang Isa meninggal dunia di tempat kejadian. Setelah selesai kesnya dengan Polis DiRaja Malaysia dan Hospital Muadzam Shah. Jenazah di kebumikan di Kubur Felda Selendang 1.
Alfatihah……..

Khamis, 6 Ogos 2009

JENAZAH DIDALAM KUBUR TERDENGAR TEROMPAH ORANG YANG MENGHANTARNYA KEKUBUR PABILA BERJALAN PULANG.


Sabda Rasulullah S.A.W:

"Sesungguhnya apabila jenazah seseorang itu diletakkan di dalam kuburnya, sesungguhnya jenazah itu mendengar suara (terompah kasut) orang-orang yang menghantarnya ke kubur pada saat mereka meninggalkan tempat itu. Jika mayat itu seorang muslim, maka solat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup di dunia akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan di sebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan kebajikan daripada sedekah jariah, silaturrahim, perkara kebajikan dan ihsan diletakkan dihujung dua kakinya.
Ia akan didatangi malaikat dari aras kepala, maka solat itu berkata kepada malaikat : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya: dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian di datangi dari arah kedua hujung kakinya dan berkatalah amal-kebajikan : di bahagianku tidak ada jalan masuk.
Maka malaikat berkata kepadanya : Duduklah kamu. Kepadanya (mayat) memperlihatkan matahari yang sudah mula terbenam, lalu malaikat bertanya kepada mayat itu : Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepadanya? Maka berkata mayat itu : Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang. Maka berkata malaikat : Sesungguhnya engkau akan mengerjakan solat (boleh saja solat) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanya ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki -laki (Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepadanya? Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu ialah Nabi Muhammad S.A.W dan aku naik saksi bahawa nabi Muhammad saw itu ialah pesuruh Allah yang membawa kebenaran daripada Allah Subhanahu Wata'ala.
Maka malaikat berkata kepada mayat itu : Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula diakhirat insya'Allah. Kemudian dibuka baginya satu pintu syurga, maka dikata padanya itulah tempat kamu dan itulah janji Allah bagi kamu dan kamu akan berada di dalamnya. Maka bertambahlah gembira mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya".

Selasa, 4 Ogos 2009

BOM SYAHADAH





Fatwa Ulama
Dalam bahasa jurnalistik media Barat yang selalu disebut di negara ini aksi bom syahadah disebut sebagai aksi bom bunuh diri (suicide bomb), sebuah terminologi yang mungkin dikira sebahagian orang melanggar syariat Islam. Benarkah demikian?
Untuk lebih jauh meninjau pendapat apakah bom merupakan aksi bunuh diri, perlu untuk mengedepankan beberapa pendapat ulama sekitar persoalan ini. Dengan menyebutkan beberapa di antaranya Muhammad bin al Hasan as Syaibani, murid Abu Hanifahrahimahullah. Ia mengatakan bahwa, "Bila seseorang melancarkan serangan terhadap seribu kaum musyrik, maka hal tersebut tidak menjadi masalah bila akan selamat atau menyebabkan malapetaka besar bagi musuh."
Ibn Taimiyah berpendapat senada dalam kitabnya Fatawa tentang memerangi kaum Tatar. Berdasarkan dalil dari riwayat Shahih Muslim dari Nabi SAW tentang kisah Ashhabul Ukhdud. Cerita itu mengkisahkan seorang anak laki-laki (ghulam) memerintahkan untuk membunuh dirinya, demi kemenangan agama (yang diyakininya) ketika meminta kepada algojo-algojo raja agar membaca: "Bismillah Rabbi Ghulam" (Dengan nama Allah, Tuhannya anak laki-laki ini) saat melemparkan panah ke arahnya. Ibn Taimiyah melanjutkan: Oleh karena itu para Imam yang empat memperbolehkan seorang muslim menyerbu sendirian dalam kubu pasukan musuh, walaupun kemungkinan besar mereka akan membunuhnya. Jika memang di situ ada kemaslahatan bagi kaum muslimin.
Imam As-Suyuthi berpendapat, tidak ada masalah bagi Muslim menyerang musuh yang berkekuatan besar dan tidak masalah juga bila tetap bersabar. Dan ini berseberangan dengan mereka yang mengatakan bahwa hal tersebut masuk dalam kategori mencampakkan diri dalam at-tahlukah (kebinasaan). Bahkan hal tersebut merupakan wujud dari jihad di jalan Allah. (Lihat lebih detil dalam buku Al-'Amaliyyah al-Istisyhadiyyah fi al-Mizan al-Fiqhi operasi syahadah ditinjau dari kaca mata fiqh karya Nawaf Hail at Takurni, Darul Fikr, Cet.II, 1997).
Para ulama khalaf (penerus ulama salaf) juga mendukung operasi syahadah ini dan mengkategorikannya sebagai bentuk jihad fi sabilillah, seperti fatwa Syaikh Nashiruddin al-Albani, "Operasi-operasi syahadah yang terjadi dewasa ini ada yang boleh dan ada yang tidak. Adapun yang dibolehkan bila hal itu berlaku di dalam sistem Islam dan jihad Islam yang berdasarkan pada hukum Islam. Dan di antara hukum Islam ini adalah bahwa seorang prajurit tidak boleh bergerak kecuali dengan perintah pimpinannya."
Dr.Wahbah Az-Zuhaili, Dekan Jurusan Fikih dan Ushulnya di Fakultas Syariah Universitas Damaskus mengatakan, operasi syahadah yang dilakukan terhadap Yahudi dengan izin pimpinannya dengan tujuan menjatuhkan kerugian di pihak musuh adalah dibolehkan. Karena operasi seperti yang terjadi dewasa ini menjadi bagian dari keharusan syariah.
Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi, Dekan Jurusan Akidah dan Agama di Fakultas Syariah Universitas Damaskus mengatakan, operasi ini 100% disyariatkan oleh Islam, bila operasi itu dilancarkan dengan maksud menimbulkan malapetaka di pihak musuh.
Ulama asal Mesir, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi mengungkap fatwa serupa. "Saya ingin katakan di sini bahwa operasi-operasi ini adalah termasuk cara yang paling jitu dalam jihad fisabilillah dan ia termasuk bentuk teror yang diisyaratkan dalam Al Qur'an dalam sebuah firman Allah Ta'ala (QS. Al-Anfal: 60)."
Qaradhawi juga mengatakan bahwa bila hukum jihad di satu negara sudah pada fase wajib `ain, maka wanita harus berjihad bahu membahu dengan kaum laki karena wanita dapat saja mengeksekusi sesuatu operasi secara sukses di mana kaum pria tidak dapat dilakukan oleh kaum pria, (lihat http://www.palestina-info.com, 20/3/2002).
Rekannya sesama ulama Mesir dari Al-Azhar, Dr. Jalal Yusuf As-Syaraqi berpendapat, orang-orang Yahudi di Israel telah meninggalkan negeri asli mereka untuk menduduki Palestina. Mereka datang untuk menjadi penduduk Israel dan menjadi bala tentaranya. Pemerintah Israel menanamkan pada diri setiap penduduknya secara umum bahwa mereka adalah tentara yang siap untuk memerangi kaum Muslim. Karena itu operasi syahadah layak dilancarkan kepada penduduk Israel. Dan itu merupakan satu izzah dan kehormatan umat Islam, insya Allah. (Al-Mujtama', No.1483, 5/1/2002)
Menurut Dr. Fathi Yakan, dalam tulisannya di majalah Al-Mujtamaa' No.1465 (25-31/8/2001), bertajuk "Operasi-operasi Syahadah antara Syariah dan Optimisme", ia mengatakan bahwa perbedaan antara operasi syahadah dengan bunuh diri adalah sebagaimana perbedaan antara yang halal dan yang haram. Dan perjalanan keduanya sangat bertolak belakang, ada yang menuju surga dan ada yang ke neraka.
Bunuh diri menurut Dr. Fathi Yakan adalah upaya mencari jalan pintas oleh sebab kondisi hidup yang depresif dan ingkar terhadap apa yang datang dari Allah. Dan hal ini merupakan pelanggaran yang jelas terhadap ajaran-Nya. Adapun operasi syahadah adalah pengorbanan dengan jiwa di jalan Allah dengan mengesampingkan kemewahan hidup duniawi dan berzuhud, sebagai wujud dari menurut terminologi Fathi ketamakan pada akhirat dan apa yang ada di sisi Allah seperti terungkap di dalam surat Asy-Syura ayat 36: "Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakal."
Dr. Fathi juga mengelaborasi bahwa bunuh diri adalah jiwa pengecut dan keputusasaan dari rahmat Allah (QS. Yusuf: 87) serta menantang ketentuan Allah dan takdir-Nya. Adapun operasi syahadah adalah puncak respons terhadap perintah Allah dalam menghadapi musuh-musuh-Nya dan melawan para auliyaa as-syaithan dengan persenjataan apapun, sebagaimana Allah berfirman di dalam Al Qur'an:
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya." (QS. Al-Anfaal: 60).

Isnin, 27 Julai 2009

KEMANA ARAH PERJUANGAN PEKIDA KINI....................PENING





Mengikut Malaysiakini, GMI akan menugaskan 1000 anggota Unit Amal untuk bertugas ketika himpunan MANSUH ISA. Pada masa yang sama PEKIDA yang merupakan 'budak suruhan UMNO' sudah mendapat sokongan Perkasa dan Persatuan Silat Lincah. Perkembangan ini dipercayai akan menjadikan Kuala Lumpur sebagai pertempuran ISA!.


Hebatnya perhimpunan itu nanti apabila laluan dan tempat berhimpun keduanya adalah berdekatan. Apa yang tidak hebatnya adalah masa perhimpunan terbabit tidak sama. Jika tidak, tentu hebat dan lagi menarik himpunan itu!.

Apa yang menarik perhatian aku adalah berapa ramai puak-puak pencacai UMNO dari PEKIDA yang akan datang untuk menyokong ISA yang jelas tidak mengikut syarak. Himpunan-himpunan UMNO biasanya tidak akan sampai 1000 orang jika tidak dikerah dengan T-Shirt percuma, topi percuma, air kotak percuma, nasi bungkus percuma, wang saku beberapa ringgit dan juga beberapa janji-janji lain.

Ini jauh berlainan dengan hasrat dan kesungguhan penentang akta zalim ISA tersebut yang memang sudah maklum tiada apa yang percuma kecuali air dan gas pemedih mata. Jika bernasib lebih baik, dapat pukulan dan sepakan percuma. Itu belum dikira yang dapat makan percuma dalam lokap.

Apapun, sama-sama kita nantikan perkembangan ini yang semakin menarik. Menarik kerana ini himpunan raksasa pertama selepas Najib jadi PM. Himpunan pertama selepas Hishamudin jadi Menteri Dalam Negeri yang sebelum ini ditentang Himpunan Mansuh PPSMI ketika Hisham menjadi Menteri Pendidikan. Ini lebih menarik! Sudah tentu Hishamudin tidak mahu dia sentiasa tidak glamour dengan dibantah dengan himpunan demi himpunan!!

Aku sudah tidak sabar untuk turun ke KL! KL menjeritlahhhh. Mansuhkanlah ISAA!!!
Petikan dari http://amdang81.blogspot.com/




KOMEN
Apakah perjuangan Sebenar PEKIDA, adakah PEKIDA akan terlibat dengan isu-isu politik, adakah isu ISA akan menyelamatkan atau menegakan perjuangan PEKIDA didalam Pertubuhan PEKIDA ahlinya terdiri dari berbagai parti. Jika PEKIDA terlibat dalam isu ISA ini berarti PEKIDA telah lari jauh dari perjuangan dasar PEKIDA. Ayahanda Jamaluddin harus berfikir lebih matang, tentang perjuangan sebenar. Individu terlibat secara sukarela itu hal lain. Jangan Pecahkan PEKIDA yang sedia maklum sudah berpecah sekarang.
TEPUK DADA TANYA HATI

Ahad, 26 Julai 2009





KUALA LUMPUR – Tindakkan segelintir penarik kereta menggunakan kekerasan s:eperti menarik dan memaksa mangsa keluar kereta serta mengugut seharusnya tidak berlaku.

:Pengerusi Pertubuhan Kebajikan dan Dakwah Islamiah Malaysia (Pekida) Kuala Lumpur, Roslan Dahaman berkata, tindakkan mereka menggunakan kekerasan harus dibanteras segera.

“Mereka sanggup bertindak di luar batas kemanusiaan sehingga menimbulkan ketakutan dan trauma kepada mangsa.

“Ada juga kes yang dilaporkan, mereka menarik wanita mengandung dari dalam kereta dan tindakan tersebut mengundang bahaya kandungan wanita tersebut,” katanya ketika ditemui di pejabatnya semalam.

Roslan berkata, polis seharusnya mengambil tindakan yang sewajarnya dan tidak berdiam diri sahaja apabila ada laporan yang dibuat oleh mangsa.

KOMEN

Kebanyakan Ahli 30 adalah penarik kereta, Jika mereka berhemah dan mempunyai ketertiban sebagai seorang Islam dan penegak AMAL MAKRUF NAHI MUNGKAR perkara ini tidak berlaku. Mereka yang mengambil kesempatan diatas pertubuhan ini untuk menjalankan aktiviti dengan sewenang-wenangnya. YA ALLAH kembalilah mereka-mereka ini kejalan yang benar. AMIN....................

Rabu, 22 Julai 2009





“PERJALANAN MALAM” (Isra’) yang ditempuh Nabi dari Mekah ke Baitulmaqdis dan “pengangkatan” (Mi‘raj) Baginda ke langit, pada hakikatnya, adalah dua tahap daripada satu pengalaman mistik, yang berlaku hampir setahun sebelum peristiwa hijrah ke Madinah (cf. Ibn Sa‘d 1/1, 143).


Menurut riwayat hadith yang terkenal – yang banyak dikutip dan dibincangkan oleh Ibn Kathir dalam huraiannya pada surah 17:1, dan Ibn Hajar dalam Fath al-Bari VII, 155 ff. – Rasulullah, yang ditemani Malaikat Jibril, mendapati dirinya dipindahkan dalam suatu malam ke tapak istana Nabi Sulaiman di Baitulmaqdis, di mana Baginda memimpin satu kelompok jemaah Nabi-Nabi terdahulu dalam solat; yang sebahagiannya ditemui semula di langit. Pengangkatan ini, secara khusus, sangat penting dari sudut pandangan teologi Islam justeru kerana dalam rangka pengalaman inilah solat lima waktu difardukan, dengan perintah Allah, sebagai sebahagian daripada ikatan aqidah Islam.
Memandangkan Nabi sendiri tidak memberikan sebarang penjelasan yang kukuh berkait dengan pengalaman ini, maka para pemikir Islam – termasuklah di kalangan Sahabat – sering berbeza pandangan tentang keadaannya yang sebenar. Majoriti para Sahabat berpendapat bahawa Isra’ dan Mi’raj ini kedua-duanya berlaku secara fizikal – dengan perkataan lain, Nabi telah dibawa dengan jasadnya ke Baitulmaqdis dan kemudian ke langit – manakala kalangan minoriti percaya bahawa ia hanya melalui pengalaman ruh. Dalam kalangan yang kecil ini, kita dapati, khasnya, ‘Aisyah, isteri Nabi dan sahabat yang paling dekat dengan Baginda dalam tahun-tahun kerasulan yang berikutnya, yang begitu positif mempertahankan pandangan bahawa “Baginda hanya dibawa dengan ruhnya sahaja (bi-ruhihi), sedangkan tubuhnya tidak meninggalkan tempatnya” (cf. Tabari, Zamakhshari dan Ibn Kathir dalam tafsiran mereka pada surah 17:1); Ulama besar Hasan al-Basri, yang lahir dalam generasi berikutnya, turut mendukung pandangan tersebut (ibid).
Dan berbeza dengan pendirian ini, ahli-ahli teologi Islam yang menegaskan bahawa Isra’ dan Mi’raj ini adalah pengalaman fizikal telah merujuk pada pandangan dan keyakinan majoriti para Sahabat – tanpa, bagaimanapun, berupaya untuk menunjukkan sebarang hadith yang dapat menjelaskan bahawa Nabi sendiri menyatakan demikian. Sebahagian sarjana Islam menekankan maksud ungkapan asra bi-‘abdihi (“Dia memindahkan hambanya di waktu malam”) yang tercatat dalam surah 17:1, dan percaya bahawa ungkapan ‘abd (“hamba”) itu menyerlahkan keadaan makhluk hidup yang sempurna, iaitu, gabungan jasad dan ruh.
Interpretasi ini, bagaimanapun, tidak mengambil kira kemungkinan bahawa ekspresi asra bi-‘abdihi hanya merujuk pada sifat keinsanan Nabi yang sejajar dengan maksud ayat-ayat al-Qur’an lain yang menjelaskan bahawa, Baginda, seperti Nabi-Nabi yang lain, hanyalah hamba Allah yang tidak kekal, dan tiada sebarang keupayaan ajaib. Ini, pada pandangan saya, telah dinyatakan sepenuhnya dalam penyataan akhir pada ayat di atas – “Sesungguhnya – Hanya Dia yang Maha Mendengar, Maha Melihat” – diikuti dengan penjelasan bahawa Nabi telah diperlihatkan ayat-ayat Allah (min ayatina), iaitu, disingkap sebahagian, namun tidak semua, dari kebenaran dan kenyataan sebenar daripada ciptaan Tuhan.
Hujah yang paling ampuh dan meyakinkan bagi mendukung tafsiran ruhaniyah dalam kedua-dua Isra’ dan Mi’raj ini dijelaskan dalam pernyataan simbolik hadith sahih mengenai dua pengalaman ini: tafsiran, yang dilakarkan secara sangat simbolik yang tidak memungkinkan ia difahami secara literal, iaitu dalam bentuk “fizikal”. Justeru, sebagai contoh, Rasulullah mengungkapkan apa yang ditemuinya di Baitulmaqdis, dan seterusnya di langit, beberapa Nabi terawal, yang mana semuanya tanpa ragu telah pun wafat di kurun yang lampau.
Menurut sebuah riwayat hadith (yang dikeluarkan oleh Ibn Kathir daripada riwayat Anas, Baginda menziarahi Nabi Musa di kuburnya, dan mendapatinya sedang bersembahyang. Dalam hadith yang lain, juga dari riwayat Anas (cf. Fath al-Bari VII, 185), Nabi menggambarkan bagaimana, dalam Perjalanan Malamnya, Baginda bertemu dengan seorang perempuan tua, dan ketika itu diberitahu oleh Jibril, “Perempuan tua ini adalah dunia yang fana’ (ad-dunya)”. Dalam riwayat hadith yang lain, dari Abu Hurairah (ibid.), Nabi “melintasi sekumpulan manusia yang sedang menyemai dan mengetam padi, dan setiap kali mereka selesai menuai, [pucuknya] tumbuh semula. Jibril berkata, ‘Mereka ini adalah pejuang di jalan Allah (al-mujahidun).’
Kemudian mereka melintasi sekumpulan manusia yang kepalanya hancur dimusnahkan batu; setiap kali berkecai, ia kembali bulat seperti sediakala. [Jibril] berkata, ‘Ini adalah kalangan yang kepalanya keras tidak mengendahkan sembahyang.’…Kemudian mereka melalui sekelompok manusia yang menghadam daging mentah yang busuk, dan melemparkan daging yang enak dan baik. [Jibril] berkata: ‘Ini adalah golongan penzina.’
Dalam sebuah hadith yang sangat masyhur tentang mi‘raj (dikeluarkan oleh Bukhari) Nabi mengungkapkan kisahnya dengan berkata: “Ketika aku sedang berbaring di atas tanah di sebelah Kaabah [lit., “dalam linkungan hijr”], nah! tiba-tiba datang Malaikat menghampiriku, dan membedah dadaku lalu mengeluarkan hatiku. Dan kemudian bejana emas penuh dengan iman dibawa kepadaku, dan hatiku dibasuh [di dalamnya] dan dipenuhi [dengannya]; kemudian ia ditempatkan semula ke kedudukan asalnya…” Memandangkan “iman” adalah konsep yang abstrak, jelas bahawa Nabi menanggapi persiapan sebelum Mi‘raj ini – termasuk Mi‘raj, dan perjalanan Malam ke Baitulmaqdis – seluruhnya adalah pengalaman ruhiyyah.
Walaupun tiada hujah kukuh untuk meyakini bahawa Perjalanan Malam ke Baitulmaqdis berlaku dengan “jasad”, namun, tiada alasan untuk meragui kebenaran dan realitinya. Ahli teologi Islam yang terawal, yang tidak difikirkan mereka menguasai ilmu jiwa atau psikologi dengan sempurna, telah memutuskan dua alternatif: sama ada ia berlaku dengan fizikal atau sekadar mimpi. Oleh kerana mereka merasakan – dan benarlah – bahawa peristiwa yang menakjubkan ini akan hilang kehebatannya jika dizahirkan dalam alam mimpi, maka mereka berusaha untuk menginterpretasinya dalam pengertian fizikal dan mempertahankan hujah dan pandangan ini dari semua interpretasi lain, seperti yang telah diutarakan oleh ‘A’isyah atau Al-Hasan al-Basri.
Mutakhir ini, bagaimanapun, kita telah mendapati bahawa pengalaman mimpi bukanlah alternatif khusus kepada perlakuan fizikal. Kajian ilmu psikologi moden, walaupun baru bertunas, telah membuktikan bahawa tidak semua pengalaman rohani (iaitu, pengalaman yang tidak melibatkan sebarang organ manusia) hanya bersifat subjektif dalam menjelmakan pengaruh “minda” – apa jua yang dimaksudkan oleh istilah ini – tetapi ia boleh, dalam situasi tertentu, menjadi suatu realiti atau “fakta sebenar” dalam maksud yang objektif bagi perkataan ini daripada semua pengalaman yang dilalui manusia dengan organ fisiologinya.
Kita mengetahui hanya sedikit tentang kualiti dan keupayaan tertentu dari aktiviti psikologi, lantaran itu sangat mustahil untuk mencapai takrif akhir dan muktamad mengenainya. Bagaimanapun, pemerhatian ahli psikologi moden telah mempastikan kemungkinan – yang telah didakwa dari masa lampau oleh ahli mistik daripada seluruh aliran dan fahaman – tentang “kebebasan” sementara ruh manusia daripada tubuhnya. Dalam keadaan pemisahan sementara ini, ruh atau jiwa dapat bergerak bebas dan merantau melangkaui zaman dan tempat, untuk menyaksikan rangkuman kejadian dan fenomena yang lahir dalam realiti dan dimensi yang luas, yang hanya dapat dicerap oleh persepsi simbolik dengan kefahaman yang mendalam, jelas dan menyeluruh.
Tetapi untuk mengungkap dan menzahirkan “pandangan” yang dialami (sebagaimana kami nyatakan kerana kekurangan lafaz dan istilah yang lebih baik) kepada kalangan yang tidak pernah melalui pengalaman seperti ini, maka individu tersebut - dalam hal ini, Rasulullah – terpaksa memerihalkan dan mengungkapnya secara kiasan; dan ini dapat menjelaskan peranan kata-kata kiasan dalam hadith-hadith yang berkait dengan pandangan mistik daripada Isra’ dan Mi’raj ini.
Dalam hal ini, saya ingin menarik perhatian pembaca kepada perbincangan tentang “pengangkatan ruh” oleh salah seorang Ulama besar Islam, Ibn al-Qayyim (Zad al-Ma‘ad II, 48 f.):
“‘A’ishah menegaskan bahawa Perjalanan Malam (Nabi) berlaku dengan ruhnya (bi-ruhihi), sementara tubuh Baginda tidak meninggalkan tempatnya. Hal yang sama juga dinyatakan dari pandangan yang disampaikan oleh Al-Hasan al-Basri. Namun perlu difahami perbezaan antara pernyataan, ‘Perjalanan Malam berlaku dalam mimpi (manaman)’, dan pernyataan, ‘ia [berlaku] dengan ruh tanpa tubuhnya’. Perbezaan antara dua pernyataan ini sangat penting…apa yang dilihat oleh seorang yang bermimpi hanyalah penghasilan semula (amthal) beberapa bentuk pandangan yang telah terbuku dalam fikirannya, lalu dia bermimpi [sebagai contoh] dirinya diangkat ke langit atau dipindahkan ke Mekah atau ke tempat [lain] di dunia, sementara [pada hakikatnya] ruhnya tidak diangkat atau dipindahkan…
“Riwayat yang disampaikan kepada kami berhubung hal Isra’ dan Mi’raj Rasulullah boleh dikelaskan kepada dua kelompok – kumpulan pertama mempertahankan pandangan bahawa pengangkatan berlaku dengan ruh dan jasad, sementara kumpulan kedua menegaskan bahawa ia hanya berlaku dengan ruh, sementara tubuhnya tidak meninggalkan tempatnya. Tetapi pandangan ini [juga] tidak mengertikan bahawa Isra’ dan Mi’raj itu berlaku dengan mimpi: mereka hanya bermaksud bahawa hanya ruhnya sahaja yang melangkah dalam Perjalanan Malam dan diangkat ke langit, dan ruh menyaksikan peristiwa yang [hanya sepatutnya] dapat disaksikan setelah wafat [lit., mufaraqah, “perpisahan”].
Keadaannya dalam situasi tersebut sama dengan keadaan [ruh] selepas mati...tetapi apa yang dialami Rasulullah dalam Perjalanan Malamnya adalah jauh lebih besar dari pengalaman [biasa] yang dilalui ruh selepas mati, dan, tentunya, lebih jauh daripada makna mimpi yang dilihat seseorang dalam tidur…merujuk pada Nabi-Nabi [yang ditemui Rasulullah di langit], ia tidak lain hanyalah ruh mereka yang tinggal di sana selepas berpisah dengan tubuh, sedangkan ruh Rasulullah diangkat ke sana ketika Baginda masih hidup.”
Adalah jelas bahawa pengalaman rohani ini bukan hanya tidak lebih rendah tahapnya, tetapi, sebaliknya, jauh lebih hebat daripada setiap pengalaman yang dilalui dan dicatat oleh anggota tubuh; dan telah jelas tanpa perlu disebut lagi, sebagaimana telah dinyatakan Ibn Qayyim, bahawa ia setanding dengan makna “pengalaman mimpi”, selama pengalaman ini hanya wujud dalam fikiran insan yang bermimpi, sementara pengalaman rohani yang dirujuk di atas tidak kurang “benarnya” (iaitu, objektif) dari yang dilalui “oleh anggota tubuh”.
Dengan menganggap bahawa Isra’ dan Mi’raj ini berlaku dengan ruh dan tidak dengan tubuh, kita tidak menafikan nilai luar biasa yang menyangkut pengalaman kenabian ini. Sebaliknya, telah jelas bahawa pengalaman ini mengatasi keajaiban yang dilalui dalam pengangkatan tubuh, yang memperlihatkan ketinggian syaksiah dan kesempurnaan rohaninya – sesuatu yang kita harapkan daripada seorang pesuruh Tuhan yang sebenar.
Bagaimanapun, adalah mustahil bagi kita manusia biasa untuk dapat memahami secara sempurna pengalaman ruhaniyah sedemikian. Minda kita hanya dapat bekerja bersandarkan elemen daripada kesedaran kita tentang masa dan tempat; dan setiap yang melangkaui batasan dan ruang lingkup ini akan selalu menghalang percubaan kita untuk mencapai maksudnya yang sebenar.
Sebagai kesimpulan, harus diperhatikan bahawa Perjalanan Malam Rasulullah dari Mekah ke Baitulmaqdis, berlaku sebaik sebelum Pengangkatannya, membuktikan bahawa Islam bukanlah suatu kepercayaan baru tetapi merupakan tradisi yang berkesinambungan dari risalah suci yang sama yang disampaikan oleh Nabi-Nabi terdahulu, yang menempati Baitulmaqdis sebagai kediaman rohani mereka. Pandangan ini diperkukuh oleh hadith (dipetik dalam Fath al-Bari VII, 158), yang mana Nabi, dalam Perjalanan Malamnya, telah menunaikan solat di Yathrib, Sinai, Bethlehem, dan lain-lainnya. Pertemuan Baginda dengan Nabi-Nabi yang lain, yang disebut dalam peristiwa ini, menyerlahkan idea yang sama. Hadith yang masyhur daripada babak penting Perjalanan Malam ini di mana Nabi telah memimpin jemaah solat dalam sebuah kuil suci di Baitulmaqdis, yang mana semua para Nabi berdiri membentuk saf di belakang Baginda, menunjukkan secara figuratifnya tentang kepercayaan bahawa Islam, sebagaimana disampaikan oleh Nabi Muhammad, adalah pelengkap dan penyempurna kepada tradisi agama manusia, dan Nabi Muhammad adalah Rasul pembawa risalah Allah yang terakhir dan teragung.

petikan al amin

Khamis, 16 Julai 2009

RACUN DALAM MI KUNING DAN SAUDARA SEPAPAT DENGAN NYA





GEORGE TOWN - Persatuan Pengguna Pulau Pinang (CAP) kesal dengan langkah Kementerian Kesihatan yang tidak mengambil perhatian serius terhadap gesaannya sejak 25 tahun ini berhubung larangan penggunaan asid borik dalam makanan.

Ketika ini, kajian persatuan itu mendapati, penggunaan bahan terlarang yang menjadi agen penyebab kanser dan merosakkan anggota dalaman badan itu semakin meluas dalam bahan makanan yang diminati ramai.

Melalui ujian terbaru CAP, pelbagai jenis makanan seperti bak chang (ladu Cina), mi kuning, kuew teow dan kuih nyonya didapati mempunyai kandungan asid borik yang tinggi.

Pengerusi CAP, S.M. Mohamed Idris berkata, pihaknya telah membuat aduan rasmi terhadap Kementerian Kesihatan berhubung perkara itu sejak 1984 tetapi sehingga kini tiada langkah drastik yang diambil.

"Satu sampel bak chang mengandungi 569 bps (bahagian per sejuta) asid borik, mi kuning pula antara 6.51 hingga 296 bps dan kuih nyonya antara 0.78 hingga 13.5 bps.

"Ia memudaratkan tubuh jika diambil secara rutin dan kebanyakannya terkandung dalam makanan yang kerap dimakan seperti mi dan kuih-muih," katanya kepada pemberita di pejabatnya di sini semalam.

Asid borik adalah toksik yang boleh membawa kepada keracunan, penyakit gastrousus, kerosakan buah pinggang dan hilang selera makan.

Selasa, 7 Julai 2009

BAIAH MENJIJIKAN KLON PEKIDA


Baiah jijik klon Pekida



KUALA LUMPUR: Segelintir individu yang mendakwa menganggotai pertubuhan Pertubuhan Kebajikan dan Dakwah Islamiah Malaysia (Pekida) menjalankan upacara baiah (perakuan sumpah setia) pelik dan jijik untuk merekrut ahli baru, termasuk menggunakan daging babi.

Presiden Pekida, Jamaluddin Yusof, mendedahkan individu terbabit sebenarnya bukan ahli Pekida, tetapi menggunakan nama pertubuhan itu untuk keuntungan diri sendiri, termasuk menjual nama mereka kepada golongan tertentu.

“Mereka sanggup menggadaikan maruah Pekida dengan mendakwa boleh dijadikan pengawal peribadi dan mengambil upah melakukan kegiatan tidak berhemah dan tidak bermoral seperti membelasah atau menculik orang.

“Kami mendapat maklumat seperti itu dalam proses pemutihan ahli sejak awal tahun ini hingga sekarang. Mereka yang sukar dikesan dianggap anggota klon Pekida yang mengetahui selok-belok pentadbiran dan pergerakan Pekida,” katanya.





Beliau menjelaskan, proses menjadi ahli Pekida dijalankan secara berakhlak berbanding Pekida klon yang menggunakan cara yang pelik dan jijik.

Antara yang dikesan Pekida ada kumpulan menggunakan daging babi untuk upacara merekrut ahli baru.

“Seseorang ahli baru perlu merangkak di bawah meja dengan di atasnya dipenuhi daging babi. Selepas merangkak, dia akan disuruh menyembah patung Buddha sambil memegang colok dibakar.

“Lebih teruk, rekrut itu diwajibkan toreh tapak tangan dengan pisau hingga mengeluarkan darah sebelum minum darah yang mengalir itu,” katanya.

Darah itu kemudian akan dicampur dengan arak sebelum diminum sebagai syarat menganggotai kumpulan itu.

Jamaluddin berkata, pihaknya tidak boleh mengambil sebarang tindakan terhadap kumpulan terbabit walaupun mengetahui mereka menyelewengkan nama Pekida.

“Tindakan undang-undang hanya boleh dilaksanakan polis dan majlis agama Islam negeri. Kami hanya menyalurkan maklumat,” katanya yang mendakwa ramai orang menyamar mendapatkan gelaran tertentu dalam Pekida seperti Ayahanda dan Abang Long.

Katanya, dengan menggunakan gelaran seperti itu, mereka akan dihormati dan digeruni masyarakat setempat termasuk ahli perniagaan.

Dalam Pekida, beliau menjelaskan ada tiga peringkat iaitu Pekida daerah akan mencadangkan nama tertentu sebagai Ayahanda kepada peringkat negeri untuk diluluskan sebelum disahkan Pekida pusat.

Setakat ini, hanya ada 295 Ayahanda di seluruh negara dan Sabah mencatatkan angka terkecil iaitu tujuh, manakala Melaka mempunyai Ayahanda teramai iaitu 64 orang.

Khamis, 2 Julai 2009






Sabda Nabi s.a.w.: Hendaklah kamu memuliakan bulan Rejab,nescaya Allah muliakan kamu dengan seribu kemuliaan di hari kiamat.

Sabda Nabi s.a.w.: Bulan Rejab Bulan Allah, Bulan Sya'aban bulanku & bulan Ramadhan bulan umatku.
Kemuliaan Rejab dengan malam ISRAK MIKRAJnya,
Sya'aban dengan malam NISFUnya Ramadhan dengan LAILATUL-QADARnya.
Malam awal Rejab mustajab do'anya.(Dalam Kitab Raudhoh Iman Nawawi)

* Puasa sehari pada bulan Rejab mendapat syurga tertinggi (Firdaus).
* Puasa dua hari dilipatgandakan pahalanya.
* Puasa tiga hari pada bulan Rejab dijadikan parit yang panjang, yang menghalangkan dia keneraka (panjangnya setahun perjalanan).
* Puasa empat hari pada bulan Rejab diafiatkan daripada bala dan daripada penyakit yang besar-besar dan daripada fitnah Dajal di hari kiamat.
* Puasa lima hari pada bulan Rejab, aman daripada azab kubur.
* Puasa enam hari pada bulan Rejab, keluar kubur bercahaya muka.
* Puasa tujuh hari pada bulan Rejab, ditutup daripada tujuh pintu neraka.
* Puasa lapan hari pada bulan Rejab, dibuka baginya lapan pintu syurga.
* Puasa sembilan hari pada bulan Rejab keluar dari kuburnya lalu, MENGUCAP DUA KALIMAH SHAHADAH tidak ditolak dia masuk syurga.
* Puasa 10 hari pada bulan Rejab Allah jadikan baginya hamparan perhentian di Titi Sirotolmustaqim pada tiap-tiap satu batu di hari kiamat.
* Puasa 16 belas hari pada bulan Rejab akan dapat melihat wajah Allah di dalam syurga dan orang yang pertama menziarahi Allah di dalam syurga.
* Puasa 19 belas hari pada bulan Rejab, dibina baginya sebuah mahligai di hadapan mahligai Nabi Allah Ibrahim a.s dan Nabi Allah Adam a.s.
* Puasa 20 hari pada bulan Rejab, diampunkan segala dosanya yang telah lalu. Maka mulailah beramal barang yang tinggi daripada umurnya (pembaharuan umur).

Berkata Saidina Ali:
* Puasa Rejab 13 hari seperti puasa tiga ribu tahun.
* Puasa Rejab 14 hari seperti puasa sepuluh ribu tahun.
* Puasa Rejab 15 hari seperti puasa seratus ribu tahun. Kelebihan bulan Rejab dari segala bulan seperti kelebihan Qur'an atas segala Qalam.
Puasa sehari pada bulan Rejab seperti puasa empat puluh tahun dan diberi minum air dari Syurga.
Puasa 10 hari pada bulan Rejab dijadikan dua sayap, terbang seperti kilat di atas Titi Sirotalmustaqim di hari kiamat.
Puasa sehari pada bulan Rejab seperti mengerjakan ibadat seumurnya.
Puasa pada awal Rejab, pertengahannya dan akhirnya seperti puasa sebulan pahalanya.
Bulan Rejab Syahrullah (Bulan Allah), diampunkan dosa orang-orang yang meminta ampun dan bertaubat kepada Allah. Puasa Bulan Rejab wajib baginya:
* Diampunkan dosanya yang lalu.
* Dipeliharakan Allah umurnya yang tinggal.
* Terlepas dari dahaga di hari kiamat.
Orang yang lemah dari berpuasa pada bulan Rejab hendaklah bersedekah tiap-tiap hari sekurang-kurangnya sebiji roti.
Sesiapa bersedekah pada bulan Rejab seperti sedekah seribu dinar, dituliskan kepadanya tiap sehelai bulu ruma jasadnya seribu kebajikan, diangkat seribu darjat, dihapus seribu kejahatan. Tiap sehari puasanya pada bulan Rejab dan sedekahnya pada bulan Rejab seperti ibadat seribu Haji dan Umrah. Dibina mahligai seribu bilik dan seribu bidadari, lebih cantik daripada atahari seribu kali.

Bulan Rejab bulan Allah.
Bersedekah pada bulan Rejab dijauhkan Allah daripada api neraka kerana kemuliaan bulan Rejab, Bulan Allah. Allah jadikan di belakang bukit Jabal Qar bumi, yang putih yang penuh dengan Malaikat dengan panji-panji berhimpun pada tiap malam Rejab meminta ampun oleh mereka kepada Umat Muhammad.

Allah menjawap: Telah aku ampunkan mereka! Barangsiapa meminta ampun (bersitighfar) kepada Allah pagi dan petang 70 kali atau 100 kali, pada bulan Rejab di haramkan tubuhnya daripada api neraka. Sesiapa berpuasa sebulan pada bulan Rejab, Allah berseru kepadanya: "Telah wajib hakmu atasKu, maka mintalah olehmu kepadaKu. Demi ketinggian Ku dankebesaranKu, tidak Aku tolakkan hajatmu. Engkau adalah jiranKu dibawah `arasyKu, engkau kekasihKu daripada segala makhlukKu, engkau terlebih mulia atasKu. Sukakanlah kamu, tiada dinding antaraKu dan antarakau".(dari kitabRaudatul Ifkar)

Puasa pada 27 bulan Rejab seperti berpuasa enam puluh bulan pahalanya. Jika disertai dengan sedekah seperti puasa seribu tahun, kerana kebesaran hari ISRAK-MIKRAJ.
Siapa melapangkan kekeruhan, kesusahan, kesempitan orang mukmin pada bulan Rejab dikurniakan Allah kepadanya Mahligai yang besar di dalam syurga Firdaus.

Siapa berpuasa tiga hari pada bulan Rejab dan beribadat pada malamnya(berjaga), seperti dia berpuasa tiga ribu tahun. Diampunkan baginya 70 dosa-dosa besar tiap-tiap hari, ditunaikan 70 hajat ketika keluar nyawanya daripada jasadnya, 70 hajatnya di dalam kuburnya, 70 hajat ketika terbang suhuf (ketika Qur'an dinaik ketika berlalu di Titi Sirotalmustaqim.

Rejab ertinya ta'zim (kebesaran, keagungan, kemuliaan). (Rahmat, pemurah, kebajikan). Kerana kebesaran, keagungan dan kemuliaan bulan Rejab itu maka Allah limpahkan rahmatNya, kemurahanNya dan terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan beramal solih pada bulan Rejab, dengan berpuasa pada siangnya dan beribadat pada malamnya.

Demikianlah peri keistimewaannya keagungan bulan Rejab itu yang dinamakan dengan BULAN ALLAH.
REJAB bulan menabur benih.
SYA'ABAN bulan menyiram tanaman.
RAMADHAN bulan menuai. REJAB menyucikan badannya.
SYA'ABAN menyucikan hatinya. RAMADHAN menyucikan rohnya.
REJAB bulan taubat.
SYA'ABAN bulan muhibbah.
RAMADHAN dilimpahi pahala amalan.

Sabtu, 20 Jun 2009

ADAPTASI KALIMAH BISMILLAH BUAT KEKASIH


Sayang
Nabi Muhammad s.a.w bersabda
"Tiada seorang hamba pun menggucapkan Bismillah
KECUALI
Allah perintahkan malaikat yang bertugas
Mencatat amal manusia untuk dicatatkan
Ke dalam buku induknya 400 kebaikan"

Sayang
Bacalah bismillah 21 kali
Kala tidurmu setiap hari
Maka kau akan aman
Tiada gangguan syaitan
Tiada kecurian
Dijauhi bala
Dihindari maut mendadak

Sayang
Amalkan Bismillah setiap kali
Ketika jimak halal kita
Nescaya bakal lahir
Zuriat kita yang soleh
Cerdik dan terbuka hatinya
Agar kita menerima kebajikan
Setiap hela nafasnya

Sayang
Disamping kita berkerja
Jangan lupa amalkan
Bacalah Bismillah 313 kali
Berselawat atas Rasullullah 100 kali
Sebaiknya disetiap pagi Ahad
Disaat mentari terbit
Mengadaplah ke Kiblat
Nescaya Allah memberi rezeki
Tiada terduga oleh kita
Bersama fadhal dan kemurahan-Nya

Sayang
Bacalah Bismillah 786 kali
Tiuplah ke air
Berikan cahayamata kita minum
Pada setiap matahari terbit
Bacalah selama 7hari berturut
Nescaya hilanglah bebalnya
Mudahlah akan ia menghafal apa yang pelajari

Sayang
Bacalah Bismillah sekiranya kau gentar
Kalamana kau berhadapan dengan orang bengis
Bacalah 50kali dihadapannya
InsyaAllah dia akan tunduk padamu
Mungkin ia akan takut padamu

Sayang
Amalkan Bacaan Bismillah
Pada bila-bila masa
Disetiap memulakan sesuatu perkara
Ajarilah zuriat kita
Ajarilah muridmu
Agar mereka beramal
Yakin kita pada Allah

Selasa, 16 Jun 2009

Ideologi Kamal Atartuk Di Turki

deologi Kamal Atartuk Di Turki

1. Membolehkan perempuan memakai tudung dengan syarat pakai skirt/ROK.
2. Membolehkan lelaki memakai seluar panjang dengan syarat pakai tie dan topi (sesuai dengan kehendak barat)
3. Menyuruh wanita dan lelaki menari di khalayak ramai. Beliau sendiri pernah menari dengan seorang wanita di sebuah parti umum yang pertama di Ankara.
4. Beliau pernah menegaskan bahawa "negara tidak akan maju kalau rakyatnya tidak cenderung kepada pakaian moden"
5. Menggalakkan minum arak secara terbuka.
6. Mengarahkan Al-Quran dicetak dalam bahasa Turki
7. Menukar azan ke dalam bahasa Turki. Bahasa Turki sendiri diubah dengan membuang unsur-unsur Arab dan Parsi.
8. Mengambil arkitek-arkitek dari luar negara untuk memodenkan Turki. Hakikatnya mereka diarah mengukir patung-patung dan tugu-tugunya di seluruh bandar Turki.
9. Satu ucapan beliau di bandar Belikesir di mana beliau dengan terang-terangannya mengatakan bahawa agama harus dipisahkan dengan urusan harian dan perlu dihapuskan untuk kemajuan
10. Agama Islam juga di buang sebagai Agama Rasmi negara.
11. Menyerang Islam secara terbuka dan terang-terangan
12. Menggubal undang-undang perkahwinan berdaftar berdasarkan undang-undang barat.
13. Menukar Masjid Ayasophia kepada muzium, ada sesetengah masjid dijadikan gereja.
14. Menutup masjid serta melarang dari bersembahyang berjemaah.
15. Menghapuskan Kementerian Wakaf dan membiarkan anak-anak yatim dan fakir miskin.
16. Membatalkan undang-undang waris, faraid secara Islam
17. Menghapus penggunaan kalendar Islam dan menukarkan huruf Arab kepada huruf Latin.
18. Menganggap dirinya Tuhan sama seperti Firaun.

Berlaku peristiwa apabila salah seorang askarnya ditanya "siapa tuhan dan dimana tuhan tinggal?". Oleh kerana takut, askar tersebut menjawab 'Kamal Atartuk adalah tuhan". Beliau tersenyum dan bangga dengan jawapan yang diberikan oleh askar itu.

KEMATIAN KAMAL ATARTUK YANG MENYEKSAKAN

Di saat kematiannya, Allah telah datangkan beberapa penyakit kepada beliau sehingga beliau rasa terseksa dan tak dapat menanggung seksaan dan azab yang Allah berikan di dunia.

Antaranya ialah:
1. Didatangkan penyakit kulit hingga ke kaki di mana beliau merasa gatal-gatal seluruh badan.
2. Sakit jantung
3. Penyakit darah tinggi
4. Panas sepanjang masa, tidak pernah merasa sejuk sehingga terpaksa diarahkan kepada bomba untuk menyiram rumahnya 24jam.

Pembantu-pembantuny a juga diarahkan untuk meletak ketulan-ketulan ais di dalam selimut untuk menyejukkan beliau. Maha suci Allah, buat macam mana pun rasa panas tak hilang-hilang. Oleh kerana tidak tahan dengan kepanasan yang ditanggung, beliau menjerit sehingga seluruh istana mendengar jeritan itu. Oleh kerana tidak tahan mendengar jeritan, mereka-mereka yang bertanggung jawab telah menghantar beliau ke tengah lautan dan diletakkan dalam bot dengan harapan beliau akan merasa sejuk. Allah itu Maha Besar, panasnya tak juga hilang! Pada 26 September 1938, beliau pengsan selama 48 jam disebabkan terlalu panas dan sedar selepas itu tetapi beliau hilang ingatan.

Pada 9 November 1938, beliau pengsan sekali lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia. Sewaktu beliau meninggal, tidak seorang pun yang memandi, mengkafan dan menyembahyangkan mayat beliau. Mayat ini diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuan beliau datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengkafankan dan menyembahyangkannya .

Tidak cukup dari itu, Allah tunjukkan lagi balasan azab ketika mayatnya di bawa ke tanah perkuburan. Bila mayatnya hendak ditanam, tanah tidak menerimanya (saya tak dapat nak bayangkan bagaimana tanah tidak menerimanya) . Disebabkan putus asa, mayatnya diawetkan sekali lagi dan dimasukkan ke alam muzium yang diberi nama Etna Grafi (kalau tak silap dengar) Ankara selama 15 tahun (sehingga tahun 1953).

Selepas 15 tahun mayatnya hendak ditanam semula, tapi Allah Maha Agung, bumi sekali lagi tak menerimanya. Habis ikhtiar, mayatnya dibawa pula ke satu bukit ditanam dalam satu binaan mar-mar beratnya 44 ton. Mayatnya ditanam di celah-celah batu mar-mar.

Apa yang menyedihkan, ulama-ulama sezaman dengan Kamal Atartuk telah mengatakan bahawa "jangan kata bumi Turki, seluruh bumi Allah ini tidak menerima Kamal Atartuk!"

Hanya Allah sahaja yang Maha Mengetahui.

Sabtu, 13 Jun 2009

hayatilah cerita ini

1. Yunus bin Abi Syabib berkata:

“Aku melihat Umar bin Abdul Aziz tawaf di sekeliling ka’bah dalam keadaan tali pinggangnya tenggelam dalam lipatan perutnya kerna gemuknya. Ini sebelum beliau menjadi khalifah. Setelah mana beliau menjadi Khalifah, kalau aku hendak aku boleh menghitung bilangan tulang rusuknya tanpa aku menyentuhnya , pasti aku boleh melakukannya.”

Komen: Ini kerana kepimpinan bukan kemuliaan tetapi suatu amanah yang berat. Ini benar2 dihayati oleh Umar sehingga jawatan menyebabkan dia kurus. Bukannya seperti kebanyakan pimpinan sekarang yang menyebabkan jawatan pimpinan menjadi rebutan dan jambatan untuk menuju kemewahan. Kita lihat bagaimana putera raja yang hidupnya semakin lama semakin mewah. Berikut potongan berita tersebut:

"Sebuah pesawat gergasi Airbus A380 yang berharga £300 juta (RM1.68 bilion) direka khas untuk seorang kerabat diraja dari Asia Barat, lapor sebuah akhbar semalam.

Namun, apabila pengubahsuaian pesawat itu siap tiga tahun lagi, ia bakal menjadi jet peribadi terbesar di dunia."


2.Khalifah Abu Ja’far bin Mansur telah bertanya kepada anak Umar bin Abdul Aziz “Berapakah banyak wang simpanan Umar ketika beliau mula-mula memegang jawatan khalifah?”

Anaknya menjawab “40 ribu dinar (wang emas).”

Abu Ja’far bertanya lagi “Berapa pula ketika beliau wafat?”

Anaknya menjawab “ 4 ratus dinar, kalau dia panjang umur lagi pastilah semakin berkurangan.”

Umar memegang jawatan Khalifah bukannya untuk menghimpun duit. Ini kerana keseronokan menghimpun duit boleh melalaikan seorang dari menjalankan kewajipan agamanya. Firman Allah swt:

ألهاكم التكاثر . حتى زرتم المقابر

“Perbuatan kamu yang saling berbangga dengan harta itu melalaikan kamu dari ketaatan dan bersedia untuk keakhirat.sehinggalah kamu mati dan ditanam di kubur.” (1-2 at-Takasur)

Kita lihat bagaimana pemimpin di zaman sekarang, walaupun gaji sudah banyak tetapi ia tidak membuatkan pemimpin itu puas. Lihat sahaja seorang menteri di Britain yang meminta perbelanjaan yang melampau dengan mengorbankan duit rakyat. Menteri Kehakiman, Shahid Malik digantung tugas kerana membuat tuntutan perumahan lebih AS$98,000 (RM347,841) dalam tempoh tiga tahun.

3. Maslamah bin Malik berkata:

Aku telah menziarahi Umar bin Abdul Aziz ketika beliau sakit dan aku dapati bajunya kotor. Aku berkata kepada isterinnya Fatimah “Hai Fatimah basuhlah baju Amirul Mukminin.” Jawab Fatimah “Aku basuh insyaAllah.”

Apabila aku menziarahinya semula aku dapati bajunya masih lagi kotor. Aku pun berkata “Hai Fatimah, bukankah aku telah menyuruhmu membasuh baju Amirul Mukminin. Sesungguhnya manusia menziarahinya.” Fatimah menjawab “Demi Allah, bajunya hanya ada satu.”

Komen: Beliau hanya mempunyai sehelai baju. Namun pemimpin sekarang bertukar kenderaan seperti tukar baju. Rakyat menderita tidak ada rumah dan perlindungan tetapi mereka sibuk bincang pasal hendak tukar kenderaan. Baru sahaja naik jadi exco sudah tukar kereta dan rumah mewah. Pemimpin yang jahat pada zaman ini sibuk dengan makan duit rakyat, adapun pemimpin yang dianggap baik sibuk dengan masalah ekonomi dan menjadikannya masalah utama. Kurang sibuk tentang hukum Allah yg diabaikan, kemaksiatan berleluasa, kejahilan rakyat terhadap agama dan perkara yang berkait dengan pembangunan ruh.

4. Amru bin Muhajir telah menyebut:

“Sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz menyalakan pelita kerajaan hanya untuk urusan orang-orang Islam. Apabila telah selesai urusan tersebut beliau akan memadamnya dan menggunakan pelitanya sendiri.”

Komen: Penyalahgunaan wang rakyat terjadi dimana-mana. Saya memperingatkan diri saya dan pemegang amanah rakyat walaupun dalam lingkungan yg sedikit supaya tidak menyalahgunakan amanah. Lihat orang yang yang telah mati dalam peperangan. Para sahabat menyatakan dia syahid. Namun Rasulullah saw bersabda:

كلا إني رأيته في النار في بردة غلها

“Dia tidak sama sekali mendapat pahala syahid. Sesungguhnya aku melihatnya berada di dalam neraka kerana sehelai selimut yang dia khianati.” (Hr Muslim)

5. Suatu hari Umar bin Abdul Aziz berkata kepada isterinya “Wahai Fatimah, adakah engkau mempunyai duit dirham(perak) untuk aku membeli anggur?” Isterinya menjawab “Tidak ada.” Umar bertanya lagi “Engkau ada duit fulus (tembaga)?” Fatimah menjawab “Tidak ada.” Fatimah mengadap suaminya , seraya berkata “Engkau adalah amirul mukminin tetapi tidak ada duit langsung untuk membeli anggur.” Umar menjawab:

هذا أهون علينا معالجة الأغلال غدا في جهنم

“Perkara ini lebih mudah untuk kita hadapi daripada menghadapi belenggu di neraka jahannam pada hari kiamat kelak.”

Komen: Umar tidak ada elau makanan dan sebagainya. Tetapi kita lihat bagaimana satu ketika bagaimana elaun hari raya untuk menteri, exco dan wakil rakyat bernilai 250,000 setahun di sebuah negeri di Malaysia. Umar hendak menjamah anggur pun tiada duit. Pemimpin sekarang segala2nya ada elaun. Ini adalah penyalah gunaan wang rakyat. Wang inilah yang boleh menghancurkan bangsa disebabkan perebutan, rasuah, kes jenayah dan sebagainya. Semuanya berpunca dari wang. Nabi saw bersabda:

لكل أمة فتنة وفتنة أمتي المال

“Setiap ummatk mempunyai fitnah yang boleh merosakkan mereka. Fitnah umatku adalah harta.” Hr Tirmizi

Ya Allah selamatkan kami dari fitnah harta

Kesimpulan: Dizaman pemerintahan beliaulah sejarah Islam tercipta, bagaimana tidak seorang pun yang layak menerima zakat kerana rakyatnya sudah senang belaka.

Rujukan: al-Malul Am wa Ahkamuhu Fil Feqhil Islam oleh Muhammad Said al-Baghdadi dan laman akbar di internet.



Barack Obama telah menyampaikan ucapan yang ditujukan kepada masyarakat Islam sedunia pada hari khamis 4 jun. Beliau yang sampai di mesir pukul 9.10 pagi dan meninggalkan mesir pada pukul 6 petang telah memberi ucapan selama 45 minit di universiti Kaherah (cairo universiti).


Beri Salam dan baca ayat al-Quran


Beliau memberi salam setelah masuk ke dalam dewan. Sepanjang ucapannya beliau telah membaca tiga potong ayat al-Quran:


1. ayat 70 surah al-Ahzab:


يأيها الذين أمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا


“Wahai orang-orang beriman hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan berkatalah dengan kata yang benar.”


2. Ayat 32 Surah al-Maidah:


من قتل نفسا بغير نفس فكأنما قتل الناس جميعا


“Sesiapa yang membunuh seseorang bukan kerana dia yang membunuh orang yang lain; seolah-olah telah membunuh semua manusia.”


3. Ayat 13 surah al-Hujurat:


يأيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا


“Wahai manusia sesungguhnya kami mencipta kamu terdiri dari lelaki dan perempuan, dan kami jadikan kamu terdiri dari berbangsa-bangsa dan berpuak-puak supaya kamu saling mengenal.”


Ucapan Obama cuba menunjukkan dia ingin menunjukkan kelainannya dari presiden2 amerika yang lepas. Dia cuba membina hubungan yang baru dengan dunia Islam dan cuba mencari simpati masyarakat Islam terhadap Amerika.


Kenyataan rasmi ikhwanul Muslimin terhadap ucapan Obama


Pada hari Sabtu 6 JUN laman web Ikhanul Muslimin telah mengeluarkan kenyataan rasminya terhadap ucapan obama. Secara ringkasnya ada lima point dalam kenyataan tersebut seperti berikut:


1. Sesungguhnya prinsip-prinsip umum yang disebut oleh Presiden Obama di dalam ucapannya seperti hak-hak kemanusian, perlunya ada perbincangan secara terhormat dan saling mempercayai dan yang lain-lain adalah perkara yang tidak ditolak oleh sesiapa pun.


2. Sesungguhnya ungkapan-ungkapan emosi dan bahasa diplomasi yang digunakan obama tidak merealisasikan keadilan dan tidak mengembalikan hak orang Islam yang telah rampas di Palestin, Iraq, Afghanistan, Pakistan dan lain-lain negara Islam yang telah ditumpahkan darah orang Islam siang dan malam. Dimana ini adalah perancangan dan tipudaya dari kerajaan Amerika.


3. Kenyataan Obama yang menyatakan dokongan yang berterusan kepada orang Yahudi di palestin untuk mendapat keamanan dan menyatakan pejuang palestin tidak berhak untuk melawan penjajah zionis, menyamakan perampas dan orang yang dirampas haknya dan menyamakan pembunuh dan mangsa bunuh adalah menunjukkan bahwa obama menjejaki jalan Presiden2 amerika yang terdahulu.


4. Ucapannya yang panjang tentang masalah ekonomi, pengangguran, perlunya beri peluang kerja kepada pemuda-pemuda dan sebagainya adalah satu ucapan umum yang perlu kepada pemulihan politik sebenar. Adapun ucapannya tentang hak2 wanita dan pendidikan, ini adalah perkara yang telah diketahui oleh umat Islam melalui nilai2 dan prinsip Islam yang agung.


5. Cubaan untuk memujuk hati dan perasaan orang Islam dengan ayat-ayat al-Quran yang dibacanya, menyebut peristiwa dalam sejarah Islam, ucapannya tentang nilai-nilai toleransi, dan tamadun Islam yang memberi saham kepada kebangkitan serta kemajuan manusia tidak akan berjaya untuk mencapai tujuan disebalik ucapan tersebut. Ia tidak dapat menawan hati orang Arab dan orang Islam. Ini hanya keran satu perubahan kecil dari segi cara yang digunakan Amerika, sedangkan penggunaan jentera ketenteraan masih lagi berterusan di Afghanistan dan Pakista. Lebih-lebih lagi penjajahan terhadap Iraq masih lagi berterusan.


6. Ucapannya tentang seruan kepada demokrasi yang perlu ada di dalam Negara Arab dan Islam sedangkan dia memajamkan matanya terhadap kerajaan diktator dan sistem yang zalim yang berlaku diluar Negara2 Islam.


Oleh kerana yang demikian Ikhwanul Muslimin menganggap ucapan Ini hanya sekadar kempen untuk memulihkan hubungan yang membuang masa. Amerika cuba untuk mencantikkan rupa amerika yang dikotori dengan kezaliman, peperangan, jenayah permusuhan dan menumpah darah umat arab dan Islam diserata dunia terutama di Palestin.


Kesimpulan: Diatas adalah rumusan yang boleh didapati dari kenyataan rasmi ikhanul Muslimin. Bagi penulis, sepatutnya ke tiga ayat al-Quran tadi lebih terkena batang hidung Obama dan kerajaan Amerika. Ini kerana pertumpahan darah masih lagi berlaku di Iraq dan Afghanistan. Amerika hendaklah keluar dari Negara Islam itu demi untuk mereliasikan ucapan Obama. Amerika juga perlu mencabut senjata Nuklear Israel sebelum menyentuh projek Nuklear Iran. UMAT ISLAM INGINKAN PERLAKSANAAN BUKAN SEKADAR UCAPAN.

Rabu, 10 Jun 2009

AWAS SMS BERUNSUR FITNAH







Awas kepada semua saudara, sms berunsur fitnah tersebar dikalangan kita berhati-hati jika sms yang memecah belah sesama islam

Khamis, 4 Jun 2009

PUASA DAN KEIKHLASAN

Puasa banyak mendidik kita soal keikhlasan. Seseorang mungkin bersolat secara tidak ikhlas atau ingin menunjuk. Namun, sukar untuk orang yang berpuasa secara benar tanpa keikhlasan atau ingin menunjuk.

Jika tidak ikhlas tentu dia akan berbuka ketika orang lain tidak nampak. Namun jika dia berpuasa sepanjang hari dengan tidak merosakkannya, tanpa paksaan, dia mempunyai kejujuran.

Maka dalam hadis kudsi, Allah berfirman: Semua amalan anak Adam untuknya, melainkan puasa. Ianya untuk-Ku dan hanya Aku yang membalasnya (riwayat al-Bukhari).

Puasa mampu mendidik kita jujur dan ikhlas. Namun, ikhlas walaupun ringan di lidah, amat berat untuk penghayatan. Betapa ramai yang menyebut saya ikhlas, namun dia belum tentu ikhlas. Jika semangat puasa tidak dibawa keluar mengiringi kita di luar Ramadan, pastilah nilai-nilai hipokrit memenuhi ruang kehidupan kita.

Pada akhir Ramadan baru-baru ini saya menyertai Raja Muda Perlis dan Menteri Besar Perlis bersama rombongan melawat kem-kem tentera kita di sempadan Sarawak-Indonesia. Ini adalah acara tahunan bulan Ramadan kepimpinan negeri Perlis. Sebelum ini banyak tertumpu di Sabah.

Program tersebut selain menghulurkan bantuan, juga bertujuan menggambarkan rasa prihatin serta menimbulkan keinsafan kepada ahli rombongan terhadap pengorbanan angkatan tentera. Mereka telah hidup dalam keadaan yang sukar bagi membolehkan orang lain hidup tenteram.

Demikian sifat setiap pejuang. Mereka rela berkorban dan terkorban demi memastikan kebaikan diperoleh oleh orang lain.

Melihat mereka, saya insaf. Mereka merentasi hidup sepanjang hari dalam keadaan yang tidak selesa. Meninggalkan keluarga dan kemeriahan hidup di tengah desa atau kota. Sedangkan ramai yang di luar sana bergembira dan berpesta sehingga terlupa mengingati pengorbanan mereka. Atau seakan berasa keamanan yang dikecapi adalah percuma yang terhasil kerana duit dan harta.

Padahal mereka lupa atau sengaja melupakan bahawa di sana ada insan-insan yang bertarung nyawa untuk membayar harga keamanan ini. Sebab itu untuk para perajurit, jika mereka berjuang untuk gaji bulanan semata, itu satu kesilapan kerana jumlah gaji seperti mereka boleh diperoleh tanpa perlu mengorban kesenangan dan nyawa sedemikian rupa. Jika mereka berjuang untuk dikenang, mereka juga silap.

Manusia sebenarnya ramai yang tidak mengenang budi. Bukan sekadar seorang tentera, pemimpin ternama lagi berjasa pun, jika hilang kuasa, ramai yang akan lupa. Harta dan kerakusan hidup lebih bermaharajalela Apa yang hendak dihairankan jika manusia melupai jasa sesama manusia, sedangkan kepada Allah pun ramai tidak bersyukur kepada-Nya.

Firman Allah: (maksudnya) Dan sesungguhnya Tuhanmu (Wahai Muhammad) sentiasa melimpah-ruah kurnia-Nya kepada umat manusia tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur. (Surah al-Naml: 73).

Jasa

Sebab itu sesiapa yang berbuat jasa agar tidak dilupai, dia mungkin kecewa pada akhir hayatnya. Namun yang berbuat jasa kerana Allah Yang Maha Esa lalu mengharapkan ganjaran-Nya tidak akan merana jiwa. Biarlah manusia melupakan, namun Tuhan tidak pernah mengecewakan hamba-hamba-Nya yang jujur. Maka seorang pejuang mestilah terlebih dahulu membetulkan titik tolak ini dalam hidupnya.

Nabi s.a.w. apabila ditanya: “Seseorang yang berperang untuk mendapatkan harta rampasan, seseorang yang berperang agar dipuji dan seseorang yang berperang untuk memperlihatkan kehebatannya, siapakah di antara mereka yang berada di jalan Allah?” Rasulullah menjawab: Sesiapa yang berperang untuk meninggikan kalimah Allah (tertegak), maka dia berada di jalan Allah.(Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Jika titik tolak ini tidak dibetulkan, hidup kita akan dipenuhi kekecewaan. Seperti seorang ibu atau bapa jika dia membesarkan anak hanya kerana inginkan jasa dikenang, tentu dia akan kecewa, jika yang berlaku sebaliknya. Namun, jika pada awal lagi dia merasakan membesarkan anak dengan penuh tanggungjawab adalah perintah Allah yang mesti ditunaikan, maka apa pun yang berlaku, perasaan kecewa dapat diringankan. Walaupun tidak dinafikan perasaan keinsanan itu tetap akan mengguris kalbu. Namun mengingati keadilan Allah dapat merubat jiwa yang parah.

Justeru, bagi para pejuang umat, atau pemberi sumbangan jasa kepada umat manusia, ubat paling utama untuk dibekalkan dalam jiwa adalah keikhlasan dengan mengharapkan pahala dari Allah dalam semua gerak kerja. Jika tidak kita akan menjadi seperti ulama-ulama pengampu yang berjuang untuk pangkat, nama dan perdampingan dengan orang besar.

Apabila semua itu hilang, bicara kekecewaan kedengaran. Mereka bagaikan ‘kupang temaga’ yang tidak ingin dikutip oleh sesiapa, kerana agenda mereka adalah keredaan manusia. Jika ada yang mempunyai nilai hipokrit yang sama, mungkin mereka mempunyai ruang berkongsi kepentingan.

Demikian juga orang-orang politik, yang kecewa kerana jasa mereka tidak disebut orang. Mereka membawa hati yang gundah dan resah. Jika mereka menjadikan seluruh perjuangan itu ibadat kepada Allah, pasti mereka tidak akan kecewa terhadap Allah.

Firman Allah: (maksudnya)Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepada-Nya, lagi tetap teguh di atas tauhid; dan supaya mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat. Dan yang demikian itulah agama yang benar (surah al-Baiyyinah: 5).

Firman-Nya juga: (maksudnya) Dan katakanlah (Wahai Muhammad): Beramallah kamu (akan segala yang diperintahkan), maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan; dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui perkara-perkara yang ghaib dan yang nyata, kemudian Dia menerangkan kepada kamu apa Yang kamu telah kerjakan.(Surah al-Taubah: 105).

Perjuangan pula selalu menuntut pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak dinamakan perjuangan. Maka bagi saya, wakil- wakil rakyat yang menjadikan kerusi mereka untuk menambahkan kekayaan tidak layak mendabik dada pada hari kemerdekaan sebagai pejuang rakyat. Para pejuang melakukan agenda perjuangan tanpa kepentingan.

Saya menghormati usaha Menteri Besar Perlis apabila mengumpulkan ribuan rakyat saban malam pada bulan Ramadan dan mengajar mereka agar membetulkan solat dan kefahaman agama. Itu sebagai agenda utama tahun ini. Saban malam saya terpaksa berceramah untuk puluhan ribu rakyat Perlis dan luar Perlis sejak awal Ramadan sehingga ke akhirnya.

Mereka diberikan sumbangan namun terlebih dahulu mestilah mendengar penjelasan mengenai hakikat Islam. Membetulkan solat sekalian rakyat, tidak memberikan faedah kewangan dan politik. Namun ia mempunyai nilai besar di sisi Allah. Jika ada pemimpin politik yang memikir soal solat dan kefahaman agama rakyatnya, ini amat dihargai di zaman ini.

Orang politik jika semua gerak kerja hanya memikirkan kepentingan pilihan raya, maka rakyat akan rosak. Mereka mungkin mengutamakan perkara yang tidak utama dan membelakangkan perkara yang utama hanya kerana politik pilihan raya. Itu bukan perjuangan rakyat dan umat, sebaliknya perjuangan politik kepartian atau peribadi. Bukan politik untuk rakyat, tetapi rakyat dipolitik untuk kepentingan sendiri.

Sama juga, tanpa kejujuran niat, maki hamun orang semasa kempen politik pun dibuat atas nama agama. Saya pernah bertanya mereka yang bermazhab ’suka memaki orang apabila berceramah’: Jika Rasulullah masih hidup dan melihat anda berceramah politik agama seperti ini, adakah anda rasa baginda bangga dan memuji makian anda? Atau baginda akan berkata: Ini bukan caraku.

Dalam hadis al-Imam al-Bukhari daripada Anas bin Malik katanya: “Bukanlah Nabi s.a.w. itu seorang pemaki orang, tidak juga seorang pengucap kekejian dan bukan seorang pelaknat orang lain.”

Namun apabila kepentingan mengatasi kejujuran, agama yang murni dijadikan sandaran untuk cercaan.

Perjuangan umat hendaklah bebas dari ini semua. Perjuangan adalah ketulusan dalam melakukan pengorbanan. Dalam bulan Ramadan yang baru dua hari kita meninggalkannya, banyak mendidik kita erti perjuangan. Malangnya, belum pun Ramadan bermula, media dan iklan mengajak kita beriang-ria pada hari raya. Seakan pemergian Ramadan begitu diharapkan.

Maka masyarakat lebih sibuk bersiap menyambut hari raya dari bersiap memenuhi erti Ramadan. Memang benar hari raya adalah hari kegembiraan. Namun ia datang setelah kita merentasi Ramadan dengan kejayaan.

Kita merayakan hari raya atas arahan Allah: (maksudnya) Bulan Ramadan yang padanya diturunkan al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia, dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk dan (menjelaskan) perbezaan antara yang benar dengan yang salah.Oleh itu, sesiapa dari antara kamu yang menyaksikan anak bulan Ramadan, maka hendaklah dia berpuasa dan sesiapa yang sakit atau dalam musafir maka (bolehlah ia berbuka, kemudian wajiblah dia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (dengan ketetapan yang demikian itu) Allah mengehendaki kamu beroleh kemudahan dan Dia tidak mengehendaki kamu menanggung kesukaran. dan juga supaya kamu cukupkan bilangan puasa (sebulan Ramadan) dan supaya kamu membesarkan Allah kerana mendapat petunjuk-Nya dan supaya kamu bersyukur. (Surah al-Baqarah: 185).

Maka hari raya hari membesarkan Allah dan hari kegembiraan. Orang bukan Islam boleh berkongsi kegembiraan dengan kaum muslimin, tetapi bukan berkongsi hakikat hari raya yang merupakan syiar dan perintah ibadah agama kepada kita.

Kekuatan

Nabi bersolat hari raya di tanah lapang seperti disebut dalam hadis-hadis. Supaya memperlihatkan syiar kekuatan dan kemenangan buat umat ini. Justeru itu, semua insan muslim disuruh menghadiri perhimpunan solat hari raya baginda, termasuk anak dara dan wanita haid.

Kata Umm Atiyyah: “Rasulullah memerintahkan kami (kaum wanita) keluar pada hari raya fitri dan adha; termasuk para gadis, wanita haid, anak dara sunti. Adapun mereka yang haid tidak menunaikan solat tetapi menyertai kebaikan dan seruan kaum muslimin.” (riwayat al-Bukhari).

Inilah kebaikan solat di tanah lapang. Membolehkan semua pihak menyertai dan lebih meriah serta menggambarkan kekuatan hubungan dan perpaduan kaum muslimin. Namun apabila kita yang meninggalkan sunah ini, ramailah yang tidak dapat menyertai perhimpunan hari raya yang penting itu terutamanya kaum wanita. Satu perkara yang patut diberikan perhatian, hari raya kita selalu digambarkan dengan hari kesedihan bukan kemenangan. Media hiburan turut menggembar-gemburkan keadaan itu.

Maka hari raya asyik dikaitkan dengan air mata. Memang, kesedihan kadangkala hadir tanpa diduga. Atau keadaan tertentu menyebabkan kesedihan. Namun mewujudkan suasana dan irama sedih tidak sepatutnya disengajakan dalam menyambut hari raya. Sehingga takbir pun dengan nada kesedihan. Sepatutnya dengan nada yang bersemangat kemenangan.

Peperangan Badar adalah peristiwa penting bulan Ramadan. Tiga ratus tiga belas atau beberapa – ahli sejarah berbeza pendapat – tentera muslimin dapat mengalahkan seribu lebih tentera musyrikin. Namun saya suka melihat di sudut yang lain.

Dalam peperangan Allah menyebut: (maksudnya): (ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhan kamu, lalu ia perkenankan permohonan kamu: Sesungguhnya Aku akan membantu kamu dengan seribu (bala tentera) dari malaikat yang datang berturut-turut.(Surah al-Anfal: 9).

Cubalah bayangkan jika 1,000 malaikat bertempur dengan 1,000 tentera musyrikin. Berapa ramai tentera musyrikin yang akan maut? Sudah pasti kesemua mereka. Bahkan akar umbi tentera mereka di Mekah juga akan hancur. Namun hal ini tidak berlaku. Empat belas tentera muslimin syahid, 70 tentera Quraisy mati dan 70 ditawan. Sebabnya, kedatangan malaikat adalah bagi memberikan ketenangan dan bantuan memastikan kemenangan. Namun kemenangan hakiki tidak berlaku secara percuma. Pertolongan Allah disukat dengan kadar kesungguhan dan usaha.

Kemenangan yang diberikan Allah mestilah berlaku dengan usaha orang Islam sendiri. Jika itulah peristiwa Badar yang Nabi dan malaikat turut serta, tidak diberikan kemenangan percuma melainkan dengan usaha dan pengorbanan. Adakah umat Islam hari ini boleh memartabatkan kembali maruah umat dengan hanya mengeluarkan air jampi atau berdoa semata tanpa usaha pada tahap yang dituntut? Ini mustahil.

Firman Allah: (maksudnya) Wahai orang- orang yang beriman, kalau kamu menolong (agama) Allah nescaya Allah menolong kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu.(Surah Muhammad: 7).

Oleh kerana kita tidak menolong agama Allah dalam erti kata yang sebenar, maka kita tidak ditolong dalam mencapai kemenangan.copy dan paste dari http://drmaza.com

Related Posts with Thumbnails